Jun 24, 2014

Perkembangan Ekonomi Indonesia Tak Sejalan dengan Pendidikan


Perkembangan ekonomi Indonesia meningkat lebih cepat dibandingkan pendidikannya. Untuk peringkat ekonomi yang diukur oleh ICP berdasarkan paritas daya beli, Indonesia menduduki posisi ke-10 di dunia. Sementara untuk peringkat pendidikan yang dinilai oleh WEF, Indonesia berada di urutan ke-40, jauh tertinggal dari negara-negara ekonomi besar lainnya.

Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang tinggi juga tidak berkorelasi signifikan terhadap pendidikan di Tanah Air. Muhammad Ishak, Dosen Ekonomi Unimed, menjelaskan, hal tersebut terjadi akibat pertumbuhan ekonomi hanya dinikmati oleh segelintir pihak. Di samping itu, pertumbuhan ekonomi lebih didominasi sektor konsumsi terhadap barang dan jasa.

Ia menambahkan, terdapat beragam masalah yang harus segera diselesaikan dalam dunia pendidikan, terutama di lingkungan akademisi. “Banyak pakar pendidikan di Indonesia, tapi kontribusi mereka tidak signifikan. Perubahan dalam kurikulum lebih bermuatan pada selera sang penyusun aturan, bukan pada upaya untuk menunjang kualitas pendidikan,” terangnya, Selasa (24/6).

Pengamat ekonomi tersebut menerangkan, pendidikan merupakan tonggak utama bagi kemajuan suatu bangsa. Masalah kemiskinan, kualitas sumber daya manusia (SDM) yang rendah, minimnya wirausahawan, dan beragam permasalahan lainnya dilatarbelakangi pendidikan yang kurang mendukung. “Kualitas SDM akan meningkat jika pendidikan bagus,” jelas Ishak.

Sementara John Philip Hutagalung, Wakil Direktur Language Culture Exchange (LCE) Medan, mengemukakan, kebijakan pemerintah dalam dunia pendidikan sudah semakin membaik. Walau demikian, ia menyatakan ketidaksetujuan diadakannya ujian negara (UN). Pengajar di lembaga kursus bahasa Inggris ini menandaskan pentingnya pelajaran dan teladan moral serta etika di sekolah.

“Supaya pendidikan kita menghasilkan orang yang tidak sekedar pandai dalam pengetahuan, tetapi memiliki moral yang baik, berdedikasi untuk bangsa dan masyarakat, jujur, anti korupsi, serta memiliki semangat juang yang tinggi, kita harus menitikberatkan etika dan moral di sekolah,” katanya.

Dengan memberikan pelatihan softskill dan mengutamakan praktek dalam pembelajaran, para lulusan universitas diharapkan mampu mengisi lapangan pekerjaan. Ia pun mengusulkan tentang pentingnya memajukan kerjasama atau sistem magang antara universitas maupun sekolah dengan perusahaan. “Praktek kerja nyata mampu mengurangi pekerjaan perekrut dalam memberikan pelatihan bagi alumni baik dalam hal kepemimpinan maupun lapangan,” tuturnya.

John juga menyimpulkan, agar peringkat pendidikan di Tanah Air membaik, kesenjangan pendidikan di desa dan kota harus segera ditangani. Salah satu usulnya agar ketimpangan itu berkurang, infrastruktur pedesaan urgen dibenahi. Dengan kondisi pedesaan yang membutuhkan banyak tenaga kerja yang siap terjun langsung ke lapangan untuk mengerjakan pekerjaan yang bersifat teknis, ia mengatakan, sekolah bersifat ilmu terapan SMK dan STM harus diperbanyak dan ditingkatkan di desa. (dyt)

Sumber : http://analisadaily.com/news/read/perkembangan-ekonomi-indonesia-tak-sejalan-dengan-pendidikan/41267/2014/06/25

0 Komentar:

Post a Comment