Joko Widodo alias Jokowi menyatakan bahwa pembangunan manusia mutlak dilakukan. Menurutnya, revolusi mental yang diusungnya juga akan dilakukan di dunia pendidikan.
"Kita mau ke depan agar pendidikan mendahulukan pendidikan karakter, pendidikan akhlak, budi pekerti, sopan santun," ujarnya saat menghadiri deklarasi dan pengukuhan Jaringan Pelajar Nahdliyin (JPN) pendukung Joko Widodo-Jusuf Kalla di Jakarta, Rabu (28/5) malam.
Jokowi menambahkan, negara-negara yang maju bisa meloncat karena mementingkan pembangunan manusia, bukan pembangunan fisiknya. Ia mencontohkan Jepang yang pernah jatuh kemudian melakukan restorasi. "Yang dicari guru dulu, dosen dulu, karena dengan itu mereka akan bangun pendidikan," katanya.
Begitu juga dengan Jerman dan Korea Selatan yang justru menjadi lebih maju setelah jatuh karena selalu menomorsatukan pendidikan untuk pembangunan manusia. "Jadi keliru kalau pembangunan manusia di nomor duakan. Kita ini selalu bicara infrastruktur, ekonomi tumbuh tapi, lupa pembangunan manusia. Lupa kita," katanya.
Jokowi juga mengkritisi pendidikan untuk anak-anak sekolah dasar (SD) yang lebih mengutamakan mata pelajaran hingga kebanyakan buku ajar. Sampai-sampai, katanya, murid SD harus membawa tas berat karena kebanyakan buku
“Semestinya pendidikan dasar harus menentukan akhlak, karakter dan moral ke depan. Ini yang harus dibalik nantinya," katanya.
Kemudian, kata dia, ketika SMP dinaikkan lagi porsinya 60 persen pendidikan karakter, akhlak, budi pekerja, sedangkan 40 persennya pengetahuan.
"Baru kalau SMA - SMK 20 persen, 80 persennya pengetahuan dan keterampilan. Kalau pengetahuan, keterampilan kuat dengan pondasi dasar akhlak, mental, budi pekerti baik, enak jadinya," katanya.(boy/jpnn)
Sumber :
http://www.jpnn.com/read/2014/05/29/237200/Datangi-Pelajar-Nahdliyin,-Jokowi-Ingin-Utamakan-Pendidikan-Akhlak-
0 Komentar:
Post a Comment