Pendidikan Karakter Bangsa

Pendidikan adalah bagian membangun Karakter Bangsa.

Jokowi Bertemu Siswa SMP Disabilitas

Pelajar Disabilitas perlu diberi semangat, kesempatan, peluang dan pengembangan diri sehingga bisa Mandiri dan Berprestasi. Jokowi - JK untuk Kemandirian Bangsa.

Jokowi Bertemu Dengan Siswa PAUD dan TK

Pendidikan Usia Dini yang aman, nyaman dan menyenangkan akan menjadi modal utama dalam membentuk pribadi yang utuh, yaitu keseimbangan lahir, batin dan ruhiyah. Inilah awal pembangunan Karakter Bangsa.

Jokowi

Pemimpinan adalah ketegasan tanpa ragu.

Dekat dan Bimbing Generasi Muda

Beri Tauladan yang baik agar terbentuk Mental yang Tangguh. Jokowi Untuk Pendidikan Indonesia

Jokowi di Taman Siswa

Taman Siswa adalah cikal bakal pengembangan pendidikan di Indonesia.

JKW4P JK4WP 2014

Siap wujudkan Indonesia Hebat!

Jun 30, 2014

Komite Sekolah Pilar Pendidikan


Zennis Helen
Dosen Fakultas Hukum Universitas Ekasakti dan Peneliti di Yayasan Bina Mulia (YABIM) Kabupaten Pasaman

Pada hari Selasa, 24 Juni 2014 halaman 9 harian Padang Ekspres menurunkan berita yang berjudul "Kiprah Komite Sekolah Disorot". Aroma persekongkolan antara sekolah dengan komite sekolah kembali terkuak ke permukaan. Pasalnya, pertengahan tahun ini bertepatan dengan momen penerimaan siswa baru di setiap tingkat satuan pendidikan. Persekongkolan itu pada akhirnya membebani wali murid untuk membayar iuran atau pungutan sekolah. Padahal, pemerintah sudah membiayainya.

Keberadaan komite sekolah selama ini tidak pernah diaktifkan fungsi dan perannya. Komite ini seharusnya menjadi jembatan penghubung dan komunikasi antara sekolah dengan pihak wali murid yang dilakukan secara kontinu. Namun, lagi-lagi komite sekolah hanya dibicarakan dan dicari ketika penerimaan wali murid, di luar itu pihak sekolah tidak mau tahu lagi dengan komite sekolah.

Diibaratkan sebuah negara, komite sekolah dapat dikatakan sebagai DPR atau lembaga legislatifnya. Komite sekolah bertugas untuk melakukan pertimbangan dan pengawasan terhadap mutu dan pelayanan sekolah. Sedangkan, pihak guru dan segala perangkat yang ada di dalamnya adalah lembaga eksekutif yakni yang diberi tugas untuk menjalankan kegiatan operasional sekolah sehari-hari. Hal ini sesuai dengan Pasal 56 Ayat 3 UU No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) yang berbunyi "Komite sekolah/madrasah sebagai lembaga mandiri, yang dibentuk dan berperan dalam peningkatan mutu pelayanan dengan memberikan pertimbangan, arahan dan dukungan tenaga, sarana dan prasarana, serta pengawasan pendidikan pada tingkat satuan pendidikan".

Filosofi dasar pembentukan komite sekolah ini sangat baik, karena akan ada peran serta masyarakat yang tergabung dalam bingkai komite sekolah guna bersama-sama dengan pihak guru memikirkan, berbuat untuk kemajuan dan perkembangan sekolah ke arah yang lebih baik. Kemudian, ditegaskan lagi dalam Pasal 1 angka 25 UU No 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas yang menyatakan bahwa "Komite sekolah/madrasah adalah lembaga mandiri yang beranggotakan orangtua/wali peserta didik, komunitas sekolah, serta tokoh masyarakat yang peduli pendidikan".

Yang perlu digarisbawahi adalah kata-kata "peduli pendidikan". Orang yang dipilih untuk duduk di komite sekolah bukanlah orang sembarangan. Seyogianya adalah orang memiliki kepedulian terhadap pendidikan. Orang yang mempunyai gagasan dan ide serta jaringan yang luas untuk memajukan dan mengembangkan pendidikan. Bukan pula orang yang mau mencari makan dan penghidupan dari bantuan dan sarana yang diterima oleh satuan pendidikan.

Di setiap tingkat satuan pendidikan banyak komite sekolah yang tidak mengetahui tugasnya selaku komite sekolah. Tidak terjadi proses pengawasan dan perimbangan antara sekolah dengan komite sekolah. Pihak sekolah cenderung tidak melibatkan komite sekolah dalam urusan kemajuan dan perkembangan sekolah. Begitu juga halnya, dengan persoalan dana yang diterima oleh sekolah, komite sekolah tidak pernah diberitahukan dan dijelaskan oleh pihak sekolah.

Komite sekolah hanya digunakan pada saat-saat ada masalah atau kemendesakan masalah sekolah. Misalnya, jika terjadi masalah antara guru dengan murid atau bertepatan dengan acara penerimaan murid baru maka komite sekolah diundang oleh pihak sekolah untuk membahas uang pungutan yang akan ditetapkan oleh sekolah dengan melibatkan persetujuan wali murid. Sering kali pungutan ini dilakukan tanpa ada aturannya dan sengaja dibuat-buat oleh pihak sekolah.

Praktik yang dilakukan oleh guru dengan komite sekolah dengan bersekongkol adalah cara-cara ilegal dalam dunia pendidikan dan tidak dapat dibenarkan. Dinas pendidikan setempat harus memanggil guru dan komite sekolah yang melakukan perbuatan tidak terpuji ini. Perbuatan ini jelas-jelas merusak dunia pendidikan kita. Jika cara-cara ini tidak dihentikan, maka sulit bagi kita menciptakan pendidikan yang bermartabat dan maju.

Sulit melahirkan calon-calon pemimpin terbaik di masa depan. Jika yang mengawasi dan yang diawasi sudah sama-sama buruk dan korup maka kepada siapa lagi kita akan meminta pengawasan. Komite sekolah harus mempunyai visi ke depan, dan memikirkan bagaimana sekolah dapat maju dan berkembang. Caranya bukan dengan metode konvensional itu, jika dana kurang maka diminta iuran kepada wali murid. Hal ini semua orang bisa melakukan. Anak SMA yang baru lulus ujian UN bisa menjadi komite sekolah jika caranya seperti ini.

Penulis berpandangan, komite sekolah harus lebih berdaya. Komite sekolah tidak boleh lagi menjadi subordinat sekolah karena posisi dan kedudukan antara komite sekolah dengan guru sama tinggi. Kedudukannya sama tetapi yang membedakan hanya fungsinya. Tugas menjadi komite sekolah sebenarnya adalah tugas sosial. Komite sekolah tidak memiliki gaji. Oleh karenanya pemerintah sudah menggarisbawahi bahwa orang yang ditunjuk menjadi komite sekolah adalah orang yang peduli terhadap pendidikan.

Ke depan, pemerintah harus memberdayakan komite sekolah ini karena perannya sangat menentukan terhadap kemajuan pendidikan. Selama ini keberadaan komite sekolah antara ada dan tiada. Padahal, komite sekolah mendapat pengakuan normatif dalam UU No 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas.

Belum pernah kita mendengar, para komite sekolah di setiap satuan pendidikan mendapatkan pelatihan dari dinas pendidikan bagaimana cara berperan serta dalam bidang pendidikan. Hal-hal apa yang harus dilakukan. Akibatnya, kurangnya pengetahuan komite sekolah dalam bidang pendidikan maka mengharapkan komite ini berperan serta dan berkontribusi dalam pendidikan atau menjadi pilar pendidikan akan semakin sulit dan menemui jalan buntu.

Artinya, kapasitas komite sekolah harus juga ditingkatkan. Jika tidak, praktik persekongkolan antara komite sekolah dengan guru setiap tahun adalah lagu lama yang terus berulang. Oleh karena itu, pemberdayaan terhadapnya adalah sebuah solusi. Semoga.

Sumber : http://www.padangekspres.co.id/artikel/4895/komite-sekolah-pilar-pendidikan.html

Jun 29, 2014

Revolusi Mental Korea Selatan : Investasi Pendidikan


Sekilas, investasi dalam dunia pendidikan merupakan langkah “buang-buang duit” saja. Tapi bagi Korea Selatan, hal itu sama pentingnya dengan investasi dalam dunia otomotif, teknologi informasi, dan sektor bisnis lain. Berdasarkan data yang dirilis Organization for Economic Cooperatiion an Development, untuk urusan perhatian pada dunia pendidikan, Korea Selatan terunggul di dunia, melibas Inggris, Amerika Serikat, dan Jepang. (Republika, 28 September 2003).

Sejak selesainya perang Korea, secara tradisional orang Korea Selatan menekankan pentingnya pendidikan sebagai jalan untuk memuaskan diri sendiri dan juga untuk menunjukkan kemajuan sosial, dan kemajuan negaranya. Bertolak dari itu pemerintah Korea Selatan merumuskan tujuan pendidikan, yang dalam kalimat singkat “membangun karakter masyrakat , kemampuan hidup mandiri, menuju kemakmuran bersama berdasarkan nilai-nilai kemanusiaan”. Pendidikan adalah poin yang sangat penting sebab kami menggantungkan harapan dan tanggung jawa pada pendidikan; kata presiden Korean Educational Development Institute (KEDI)

Dengan perkembangan pendapatan Negara diberbagai sektor prekonomian pemerintah Korea Selatan meningkatkan Anggaran pendidikan. Pemerintah Korea Selatan tidak pelit mengeluarkan dana untuk sektor pendidikan.

Semangat menjadi kata kunci yang membawa kebangkitan pendidikan Korea Selatan hingga siap bersaing dengan negara-negara lain di dunia. Prestasi di semua jenjang pendidikan terus melaju pada peringkat tinggi, ini terlihat dari persentase populasi pelulusan dari peringkat ke-17 ke posisi ke-3 di tahum 2004.

Dari prestasi yang diraih, pemerintah terus meningkatkan kualitas pendidikan melalui program-program pengembangan sumber daya yang berkualitas. Program “Brain Korea 21“ atau BK 21 merupakan program yang bertujuan meningkatkan derajat sumber daya manusia Korea Selatan memasuki persaingan dalam komunitas internasional abad ke-21. Dimulai sejak tahun 1999 dan direncanakan berlangsung selama tujuh tahun, hingga tahun 2005. Melalui program ini, pemerintah mengucurkan dana sebesar 1,4 triliun won (sekitar 11,2 Triliun Rupiah).

Sumber : http://pojoktani.blogspot.com/2008/12/artikel-pendidikan_382.html

Revolusi Mental Korea Selatan : Bangkit dari Perang dengan Pendidikan

Perayaan Wisuda di Korea Selatan


Sejarah kemajuan pendidikan di Korea Selatan ditandai dengan adanya perang Korea yang terjadi lima puluh (50) tahun yang lalu. Akibat terjadinya perang, Korea Selatan menjadi luluh lantak, khususnya di bidang pendidikan.

Selama perang, aktivitas belajar-mengajar dilakukan di tenda-tenda darurat dan di barak-barak sementara di wilayah-wilayah yang tidak diduduki oleh tentara komunis. Setelah perang, sistem pendidikan direhabilitasi dengan penuh semangat dengan bantuan Amerika dan PBB. Fasilitas fisik kembali dibangun dan kualitas program belajar-mengajar ditingkatkan dalam tempo singkat. Perencanaan program pendidikan dikontrol dengan hati-hati, dan dengan didukung oleh semangat yang tinggi, telah membawa pembangunan pendidikan maju dengan cepat baik kuantitas maupun kualitasnya.

Lee Chong-jae, presiden Korean Educational Development Institute (KEDI) menyatakan bahwa setelah perang Korea, masyarakat hampir tidak memiliki apapun terkecuali anak-anak usia sekolah dan semangat yang besar. "Setelah perang Korea, kami hampir tidak mempunyai apa-apa selain murid sekolah. Tidak ada ruang kelas, tidak ada buku paket, tidak ada guru, tetapi mempunyai anak-anak yang harus belajar."

Semangat tersebut menjadi kunci utama kebangkitan pendidikan di Korea Selatan sehingga dapat bersaing dengan negara lain. Dengan bermodalkan semangat, mereka memulai membangun infrastruktur pendidikan kemudian membenahi kualitasnya.

Bertolak pada hal diatas, pendidikan di Korea Selatan mengalami kemajuan, yaitu terdapat 19.258 sekolah negeri maupun swasta, 11.951.298 pelajar dimulai dari pendidikan dasar sampai pendidikan tinggi, 218 perguruan tinggi yang menampung sebanyak 2.357.881 mahasiswa.

Kunci kebangkitan pendidikan di Korea Selatan yang lainnya yaitu adanya slogan atau semboyan (Motto) hidup; "Ketika orang lain sedang tidur, kamu harus bangun. Ketika orang lain bangun, kamu harus berjalan. Ketika orang lain berjalan, kamu harus berlari dan ketika orang lain berlari, kamu harus terbang". Melalui slogan tersebut, Korea Selatan menginginkan dirinya selangkah lebih maju. Slogan tersebut diterapkan dalam setiap nafas kehidupan, dimana masyarakat bekerja setiap harinya selama enam belas jam. Mereka malu apabila pulang terlalu cepat, karena tidak mau dianggap sebagai manusia yang tidak berguna. Kegigihan inilah yang mengantarkan Korea Selatan menuju kebangkitan pendidikan dan mendapatkan pujian dari negara lain atas tingginya angka melek hurufnya.

Sumber : http://pojoktani.blogspot.com/2008/12/artikel-pendidikan_382.html

Bandung Techno Park Pertajam Program "Techno Park" Jokowi-JK


Direktur Bandung Teknopark, Jangkung Raharjo menyumbang saran untuk menajamkan visi dan misi Cawapres Jusuf Kalla (JK) mengenai pengembangan Techno park.

Berdasarkan pengalaman yang telah dilakukannya di Kawasan Bandung Techno park, Jangkung menjelaskan, perlu bergabungnya para pelaku (stakeholder) yakni Pemerintah, industri dan akademisi dalam rangka pengembangan inovasi.

Lebih lanjut menurut dia, berbicara mengenai teknologi tidak bisa lepas dari kemandirian teknologi itu sendiri. "Ini yang harus kita kembangkan. Kalau kita ingin mengembangkan teknologi, inovasi, tapi apa artinya itu kalau tidak da keberpihakan dari Pemerintah," ujar Jangkung, dalam diskusi menanggapi debat Cawapres yang mengangkat topik "pengembangan Sumberdaya Manusia (SDM) dan teknologi", di Kantor Media Center JKW4P, Jalan Cemara 19, Menteng, Jakarta Pusat, Minggu (29/6/2014) malam.

Maka itu, sambung dia, dalam mengembangkan Techno park ini, terkait yang disampaikan JK dalam debat cawapres, terdapat tiga kata kunci. Pertama, Katalis dalam pertumbuhan K-Ekonomi (Knowledge-Ekonomi). Ini hanya bisa terjadi jika dibekali dengan teknologi.

Kedua, jelas dia, Menciptakan K-Worker (Knowledge-Worker) atau Knowledged Labor--membekali tenaga kerja Indonesia ke kuat negeri dengan keterampilan.

Selanjutnya, yang ketiga, imbauan ya adalah Knowledge Cultures, yakni memasyarakatkan pemanfaatan teknologi dalam kehidupan sehari-hari masyarakat. "Untuk meningkatkan kesejahteraan baik pribadi maupun institusi," jelasnya.

Lebih lanjut dia tegaskan, Techno Park merupakan wadah untuk mewujudkan masyarakat Indonesia sebagai tenaga yang berkompeten dan berdaya saing. Dijelaskan pula, kawasan Techno park harus memainkan tiga peran, yaitu adanya Research and Development (R&D) yang berkelanjutan. Kedua adanya pengembangan usaha dan menarik industri ke dalam kawasan.

Akan tetapi, dia ingatkan, bahwa Techno park dikembangkan bukan untuk mengakselerasi pertumbuhan ekonomi nasional. Tapi mengakselerasi pertumbuhan ekonomi di daerah.

"Kalau pemerintahan mendatang membangun Techno park-Techno park di setiap kabupaten/kota. Maka kedepan ini Indonesia akan sangat disegani oleh negara-negara tetangga. Karena pertumbuhan ekonomi daerah naik, dan skala nasional juga naik," tegasnya.

Techno park Jokowi-JK

Pasangan Jokowi-JK mempunyai agenda prioritas untuk meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia melalui peningkatan kualitas pendidikan dan pelatihan. Mengenai pelatihan sumber daya manusia, pasangan ini membuat program bernama "Indonesia Kerja".

Anggota Tim Sukses Jokowi-JK yang juga ekonom Megawati Institute, Imam Sugema, mengatakan, Indonesia Kerja bertujuan untuk memperluas kesempatan kerja. Bentuk riilnya adalah penciptaan techno park.

Techno park adalah kesatuan dari tiga komponen, yaitu lembaga pendidikan dan pelatihan, lembaga riset, serta pusat pengembangan bisnis. Techno park sejenis pusat pelatihan, tetapi cakupannya lebih luas. Rencananya setiap provinsi minimal memiliki satu techno park sehingga bisa memberikan pelatihan bagi sumber daya manusia (SDM) di masing-masing wilayahnya.

Berbeda dengan balai latihan kerja yang sudah ada di berbagai daerah, techno park akan menyasar masyarakat yang berasal dari berbagai tingkat pendidikan, mulai dari sekolah menengah kejuruan (SMK), diploma tiga (D-3), hingga sarjana. Bahkan, yang sudah bekerja tetapi ingin mengasah keahliannya bisa bergabung dalam techno park.

Fokus pelatihan ataupun riset satu wilayah dibanding wilayah lainnya akan berbeda. "Sangat tergantung karakteristik wilayah bersangkutan," ujar Imam, beberapa waktu lalu.

Misalnya, Jawa Barat bagian utara adalah lumbung pangan nasional sehingga yang akan dikembangkan adalah mengenai pertanian. Sedangkan wilayah Kalimantan lebih cocok berbicara mengenai perkebunan dan pertambangan.

Jokowi-JK berharap dengan adanya techno park, sumber daya manusia yang dicetak bisa berkualitas dan dapat diterima bekerja ataupun membuka usaha sendiri. Tak lupa pula, manusia yang dicetak adalah pekerja yang mempunyai daya saing.

Sumber : http://www.tribunnews.com/pemilu-2014/2014/06/30/bandung-techno-park-pertajam-program-techno-park-jokowi-jk

Mengapa Anak yang Pintar di Sekolah Bisa Alami Kesulitan Ekonomi?

Rhenald Kasali (@Rhenald Kasali)

Seorang mahasiswi mengeluh. Dari SD hingga lulus S-1, ia selalu juara. Namun kini, di program S-2, ia begitu kesulitan menghadapi dosennya yang menyepelekannya. Judul tesisnya selalu ditolak tanpa alasan yang jelas. Kalau jadwal bertemu dibatalkan sepihak oleh dosen, ia sulit menerimanya.

Sementara itu, teman-temannya, yang cepat selesai, jago mencari celah. Ia menduga, teman-temannya yang tak sepintar dirinya itu "ada main" dengan dosen-dosennya. "Karena mereka tak sepintar aku," ujarnya.

Banyak orangtua yang belum menyadari, di balik nilai-nilai tinggi yang dicapai anak-anaknya semasa sekolah, mereka menyandang persoalan besar: kesombongan dan ketidakmampuan menghadapi kesulitan. Bila hal ini saja tak bisa diatasi, maka masa depan ekonominya pun akan sulit.

Mungkin inilah yang perlu dilakukan orangtua dan kaum muda: belajar menghadapi realitas dunia orang dewasa, yaitu kesulitan dan rintangan.

Hadiah orangtua

Psikolog Stanford University, Carol Dweck, yang menulis temuan dari eksperimennya dalam buku The New Psychology of Success, menulis, "Hadiah terpenting dan terindah dari orangtua pada anak-anaknya adalah tantangan".

Ya, tantangan. Apakah itu kesulitan-kesulitan hidup, rasa frustrasi dalam memecahkan masalah, sampai kegagalan "membuka pintu", jatuh bangun di usia muda. Ini berbeda dengan pandangan banyak orangtua yang cepat-cepat ingin mengambil masalah yang dihadapi anak-anaknya.

Kesulitan belajar mereka biasanya kita atasi dengan mendatangkan guru-guru les, atau bahkan menyuap sekolah dan guru-gurunya. Bahkan, tak sedikit pejabat mengambil alih tanggung jawab anak-anaknya ketika menghadapi proses hukum karena kelalaian mereka di jalan raya.

Kesalahan mereka membuat kita resah. Masalah mereka adalah masalah kita, bukan milik mereka.

Termasuk di dalamnya adalah rasa bangga orangtua yang berlebihan ketika anak-anaknya mengalami kemudahan dalam belajar dibandingkan rekan-rekannya di sekolah.

Berkebalikan dengan pujian yang dibangga-banggakan, Dweck malah menganjurkan orangtua untuk mengucapkan kalimat seperti ini: "Maafkan Ibu telah membuat segala sesuatu terlalu gampang untukmu, Nak. Soal ini kurang menarik. Bagaimana kalau kita coba yang lebih menantang?"

Jadi, dari kecil, saran Dweck, anak-anak harus dibiasakan dibesarkan dalam alam yang menantang, bukan asal gampang atau digampangkan. Pujian boleh untuk menyemangati, bukan membuatnya selalu mudah.

Saya teringat masa-masa muda dan kanak-kanak saya yang hampir setiap saat menghadapi kesulitan dan tantangan. Kata reporter sebuah majalah, saya ini termasuk "bengal". Namun ibu saya bilang, saya kreatif. Kakak-kakak saya bilang saya bandel. Namun, otak saya bilang "selalu ada jalan keluar dari setiap kesulitan".

Begitu memasuki dunia dewasa, seorang anak akan melihat dunia yang jauh berbeda dengan masa kanak-kanak. Dunia orang dewasa, sejatinya, banyak keanehannya, tipu-tipunya. Hal gampang bisa dibuat menjadi sulit. Namun, otak saya selalu ingin membalikkannya. Demikianlah, hal-hal sepele sering dibuat orang menjadi masalah besar.

Banyak ilmuwan pintar, tetapi reaktif dan cepat tersinggung. Demikian pula kalau orang sudah senang, apa pun yang kita inginkan selalu bisa diberikan.

Panggung orang dewasa

Dunia orang dewasa itu adalah sebuah panggung besar dengan unfair treatment yang menyakitkan bagi mereka yang dibesarkan dalam kemudahan dan alam yang protektif. Kemudahan-kemudahan yang didapat pada usia muda akan hilang begitu seseorang tamat SMU.

Di dunia kerja, keadaan yang lebih menyakitkan akan mungkin lebih banyak lagi ditemui. Fakta-fakta akan sangat mudah Anda temui bahwa tak semua orang, yang secara akademis hebat, mampu menjadi pejabat atau CEO. Jawabannya hanya satu: hidup seperti ini sungguh menantang.

Tantangan-tantangan itu tak boleh membuat seseorang cepat menyerah atau secara defensif menyatakan para pemenang itu "bodoh", tidak logis, tidak mengerti, dan lain sebagainya. Berkata bahwa hanya kitalah orang yang pintar, yang paling mengerti, hanya akan menunjukkan ketidakberdayaan belaka.  Dan pernyataan ini hanya keluar dari orang pintar yang miskin perspektif, dan kurang menghadapi ujian yang sesungguhnya.

Dalam banyak kesempatan, kita menyaksikan banyak orang-orang pintar menjadi tampak bodoh karena ia memang bodoh mengelola kesulitan. Ia hanya pandai berkelit atau ngoceh-ngoceh di belakang panggung, bersungut-sungut karena kini tak ada lagi orang dewasa yang mengambil alih kesulitan yang ia hadapi.

Di Universitas Indonesia, saya membentuk mahasiswa-mahasiswa saya agar berani menghadapi tantangan dengan cara satu orang pergi ke satu negara tanpa ditemani satu orang pun agar berani menghadapi kesulitan, kesasar, ketinggalan pesawat, atau kehabisan uang.

Namun lagi-lagi orangtua sering mengintervensi mereka dengan mencarikan travel agent, memberikan paket tur, uang jajan dalam jumlah besar, menitipkan perjalanan pada teman di luar negeri, menyediakan penginapan yang aman, dan lain sebagainya. Padahal, anak-anak itu hanya butuh satu kesempatan: bagaimana menghadapi kesulitan dengan caranya sendiri.

Hidup yang indah adalah hidup dalam alam sebenarnya, yaitu alam yang penuh tantangan. Dan inilah esensi perekonomian abad ke-21: bergejolak, ketidakpastian, dan membuat manusia menghadapi ambiguitas. Namun dalam kondisi seperti itulah sesungguhnya manusia berpikir. Dan ketika kita berpikir, tampaklah pintu-pintu baru terbuka, saat pintu-pintu hafalan kita tertutup.

Jadi inilah yang mengakibatkan banyak sekali orang pintar sulit dalam menghadapi kesulitan. Maka dari itu, pesan Carol Dweck, dari apa yang saya renungi, sebenarnya sederhana saja: orangtua, jangan cepat-cepat merampas kesulitan yang dihadapi anak-anakmu. Sebaliknya, berilah mereka kesempatan untuk menghadapi tantangan dan kesulitan.

Rhenald Kasali Cara Jokowi Membangun Kepercayaan

Tak dapat dipungkiri, perubahan lebih mudah diucapkan daripada dilakukan. Dari ketika dijalankan, Anda bukan hanya berhadapan dengan kaum resisten, melainkan juga mereka yang bakal kalah pamor.

Ya, kalau Anda gigih dan berhasil menaklukkan resistensi, maka akan ada kelompok-kelompok lain yang menjadi terlihat “tidak bekerja”, “asal bunyi”, atau “provokator”. Seperti kata Geoge Carlin, mereka menggenggam ayat yang bunyinya begini: “Jika engkau tak bisa menaklukannya, buatlah orang lain membencinya.” Mereka berkampanye agar tidak percaya pada apa yang mereka lihat.

Jadi inti dari perubahan sebenarnya: Mendapatkan kepercayaan. Obat resistensi itu, pertama-tama adalah kepercayaan. Jujur dan berani adalah satu hal. Tapi ini tidak cukup bila pemimpin gagal memberikan hope melalui kemenangan-kemenangan kecil di tahun pertamanya, Diperlukan pendekatan khusus untuk mendapatkan kepercayaan. Sebab, provokator juga hanya "mati" di tangan mereka yang sangat dipercaya publik.

Mengubah resistensi itu sendiri ibarat membuka hati manusia yang terluka. Kita tak bisa “menjebol batin” mereka yang terluka untuk membersihkan nanah-nanahnya, kecuali mereka mengizinkannya. Nah, "minta izin membuka hati" ini ada caranya: terlalu lembut tidak tembus, kekerasan hanya membuat mereka jatuh ke tangan para penyamun.

Demikian juga dalam merespons para penyamun yang menghalangi perubahan, selalu ada psikologinya. Nan S Russel, dalam Psychology Today (2012) memberikan tipsnya: tetap respek, hindari komunikasi membalas dengan menyalahkan, sadar diri, jauhkan arogansi, jaga kehormatan dan "go beyond yourself" (utamakan kontribusi pada publik).

Diplomasi makan malam

Jauh sebelum Jokowi memimpin Jakarta, saya pernah diberitahu pendekatan yang digunakan masyarakat Tionghoa dalam mengatasi berbagai masalah. Semua urusan bisa diselesaikan di meja makan. Dan kalau perut sudah disentuh, hati manusia akan adem. Tetapi, di Tokyo, ternyata juga sama. Bahkan pekerja-pekerja Jepang hingga larut malam masih menjinjing tas kerja dan jas hitamnya bersama atasan mereka di bar-bar di sepanjang daerah Ginza atau Shinjuku. Dalam ocehan yang terucap, mereka mengatakan “kita menanggung sama-sama.”

Saat diserang calo tanah dan warga yang tak mau pindah ke rumah susun yang telah disediakan (dari area waduk Ria-Rio), kita membaca, Jokowi ternyata juga melakukan cara yang sama. Prosesnya begitu cepat. Bahkan jauh lebih cepat dari yang ia lakukan di Solo saat memindahkan PKL dari tengah kota.
“Saat itu saya ajak PKL makan siang-makan malam 54 kali,” ujarnya. “Setelah itu baru saya sampaikan bahwa mereka akan dipindah. Dan mereka diam semua. Saya katakan, kalau begitu setuju yaaa...dan mereka menjawab, iya paak..."

Ia memberikan refleksinya sebagai berikut:
Pertama, PKL adalah businessman, sama seperti yang lainnya. Mereka itu pasti berhitung untung ruginya.
Kedua, pada awalnya, setiap diundang makan malam ke balai kota mereka tahu bahwa mereka akan digusur, karena itulah mereka datang dengan LSM dan advokat-advokat. "Karena itu saya tak bicara apa-apa, saya hanya mengajak mereka makan malam meski mereka kecewa tak ada omong-omong, " ujarnya.
Ketiga, mereka khawatir, di lokasi baru bisnis mereka akan rugi atau diperlakukan tidak adil.

Di Jakarta, saat menghadapi warga-warga yang tinggal di bawah waduk Ria-Rio, Jokowi mengatakan, “Saya tak ingin berhadap-hadapan dengan rakyat, rakyat tak boleh ditindas.” Itu sebabnya, ia memilih melayani mereka di meja makan, dan mereka pulang dengan enteng. Jokowi benar, jika perubahan membutuhkan koalisi perubahan, maka berkoalisilah dengan rakyat.

Diplomasi Sentuhan

Blusukan adalah satu hal, tetapi di balik branding Jokowi itu ada diplomasi sentuhan yang luput dari perhatian para elit. Jangan lupa setelah Gen C (Connected Generation), kita tengah menghadapi Gen T (Touch Generation).

Bila mesin saja baru terlihat smart kalau disentuh, apalagi hati manusia. Rakyat yang selalu menjadi korban dalam perubahan, merindukan pemimpin-pemimpin yang tak berjarak, yang bisa mereka sentuh. Saya ingin menceritakan kejadian ini.

Suatu ketika Fadel Muhammad bercerita saat ia menemani kandidat cagub DKI dari Partai Golkar yang datang ke sebuah masjid di daerah Kwitang dengan kawalan foreiders. Pedagang di jalan harus minggir, dan cagub bertemu Habib sebentar, lalu pergi. Setelah itu datanglah cagub incumbent. Kali ini bukan hanya foreiders, melainkan juga camat, lurah, dan hansip sehingga semua PKL tak bisa berjualan. Jalan raya tiba-tiba berubah menjadi lengang dan benar-benar bersih.

Lantas bagaimana saat Jokowi datang? Ia datang tanpa pengawal, menyalami pedagang dan peziarah di sepanjang jalan, sehingga agak lama baru sampai di pelataran masjid. Peziarah terkesima karena Jokowi sama seperti mereka, berpakaian seperti rakyat biasa, tak berjarak. Pemimpin yang tak berjarak menyentuh tangan dan pundak rakyatnya, sedangkan pemimpin yang berjarak justru menghindarinya. Bagi mereka blusukan hanyalah pencitraan, bukan sentuhan hati. Padahal di situ ada pertautan kepercayaan.
Jadi, kepercayaanlah dasar dari setiap karya perubahan. Dan pemimpin yang pandai akan memisahkan ilalang dari padi-padi yang harus dipelihara agar menghasilkan buah. Inilah tugas penting para pembuat perubahan di tengah-tengah “low trust” atau bahkan “a distrust society” .

Maka, daripada menjegal Jokowi, mengapa tidak bergabung saja dan salami dia sebagai role model. Kalau Anda cinta perubahan, orang-orang seperti ini justru harus diberi apresiasi. Seperti kata Jim Henson, "if you can not beat them, joint them."
Sumber : http://nasional.kontan.co.id/news/rhenald-kasali-cara-jokowi-membangun-kepercayaan

Jun 27, 2014

Revolusi Mental Jepang : Prinsip Bangsa Jepang


Para pimpinan dan manajer harus mampu menetapkan dan menjalankan suatu standar, serta mengontrol kualitas. Mereka juga harus mau mendengarkan ide/saran, berusaha memberikan feed back yang membangun, sekaligus terus memotivasi karyawannya! Para karyawan pun harus lebih aktif memikirkan pekerjaannya, bukan bekerja seperti robot. Beberapa Prinsip Kerja orang Jepang :

Bushido
  • Bushido adalah kode atau prinsip yg dianut oleh para samurai Jepang.
  • Prinsip bushido Menekankan pada kehormatan, keberanian, dan kesetian kepada atasan melebihi apapun.
  • Pejuang samurai yang ideal adalah mereka yang tidak mempunyai rasa takut terhadap kematian tetapi mereka takut jika tugas yang mereka emban tidak berhasil.

Makoto
  • Makoto berarti bersungguh-sungguh dengan selalu berkata dan bertindak jujur dengan tidak berlaku curang baik kepada kawan maupun lawan.

Genchi Genbutsu
  • Definisi harfiah Genchi Genbutsu dari bahasa Jepang adalah ‘go and see the problem’.
  • Genchi genbutsu bukan sekadar teori, melainkan lebih menekankan pada praktek dimana kita harus langsung mendatangi masalah untuk mengetahui masalah tersebut.

Hansei
  • Dalam bahasa Jepang , hansei berarti perenungan.
  • Dalam manajemen bisnis, hansei berarti peninjauan ulang secara cermat yang dilakukan setelah tindakan diambil.
  • Tidak perduli hasil akhirnya sukses atau gagal, mereka tetap harus meninjau hasilnya.
  • Hansei berlawanan dengan pola pikir “KALAU TIDAK RUSAK BUAT APA DIPERBAIKI”.
  • Kebanyakan kita masih menunggu rusak baru diperbaiki.


Selain ke empat prinsip di atas, orang jepang jug memegang prinsip yang dipegang oleh samurai jepang yaitu:
1. Gi (義 – Integritas)
Menjaga Kejujuran.

“Seorang ksatria harus paham betul tentang yang benar dan yang salah, dan berusaha keras melakukan yang benar dan menghindari yang salah. Dengan cara itulah bushido biasa hidup.” (Kode Etik Samurai)
Seorang Samurai senantiasa mempertahankan etika, moralitas, dan kebenaran. Integritas merupakan nilai Bushido yang paling utama. Kata integritas mengandung arti jujur dan utuh.
Keutuhan yang dimaksud adalah keutuhan dari seluruh aspek kehidupan, terutama antara pikiran, perkataan, dan perbuatan. Nilai ini sangat dijunjung tinggi dalam falsafah bushido, dan merupakan dasar bagi insan manusia untuk lebih mengerti tentang moral dan etika.

2. Yū (勇 – Keberanian)
Berani dalam menghadapi kesulitan.

“Pastikan kau menempa diri dengan latihan seribu hari, dan mengasah diri dengan latihan selama ribuan hari”. (Miyamoto Musashi)

Keberanian merupakan sebuah karakter dan sikap untuk bertahan demi prinsip kebenaran yang dipercayai meski mendapat berbagai tekanan dan kesulitan. Keberanian juga merupakan ciri para samurai, mereka siap dengan risiko apapun termasuk mempertaruhkan nyawa demi memperjuangkan keyakinan. Keberanian mereka tercermin dalam prinsipnya yang menganggap hidupnya tidak lebih berharga dari sebuah bulu. Namun demikian, keberanian samurai tidak membabibuta, melainkan dilandasi latihan yang keras dan penuh disiplin.

3. Jin (仁 – Kemurahan hati)
Memiliki sifat kasih sayang.

“Jadilah yang pertama dalam memaafkan.”(Toyotomi Hideyoshi)
Bushido memiliki aspek keseimbangan antara maskulin (yin) dan feminin (yang) . Jin mewakili sifat feminin yaitu mencintai. Meski berlatih ilmu pedang dan strategi berperang, para samurai harus memiliki sifat mencintai sesama, kasih sayang, dan peduli.
Kasih sayang dan kepedulian tidak hanya ditujukan pada atasan dan pimpinan namun pada kemanusiaan. Sikap ini harus tetap ditunjukan baik di siang hari yang terang benderang, maupun di kegelapan malam. Kemurahan hati juga ditunjukkan dalam hal memaafkan.

4. Rei (礼 – Menghormati)
Hormat kepada orang lain.

“Apakah kau sedang berjalan, berdiri diam, sedang duduk, atau sedang bersandar, di dalam perilaku dan sikapmu lah kau membawa diri dengan cara yang benar-benar mencerminkan prajurit sejati. (Kode Etik Samurai)
Seorang Samurai tidak pernah bersikap kasar dan ceroboh, namun senantiasa menggunakan kode etiknya secara sempurna sepanjang waktu. Sikap santun dan hormat tidak saja ditujukan pada pimpinan dan orang tua, namun kepada tamu atau siap pun yang ditemui. Sikap santun meliputi cara duduk, berbicara, bahkan dalam memperlakukan benda ataupun senjata.

5. Makoto atau (信 – Shin Kejujuran) dan tulus-iklas.
Bersikap Tulus dan Ikhlas.

“Samurai mengatakan apa yang mereka maksudkan, dan melakukan apa yang mereka katakan. Mereka membuat janji dan berani menepatinya.” (Toyotomi Hideyoshi)
“Perkataan seorang samurai lebih kuat daripada besi.” (Kode Etik Samurai)
Seorang Samurai senantiasa bersikap Jujur dan Tulus mengakui, berkata atau memberikan suatu informasi yang sesuai kenyataan dan kebenaran.Para ksatria harus menjaga ucapannya dan selalu waspada tidak menggunjing, bahkan saat melihat atau mendengar hal-hal buruk tentang kolega.

6. Meiyo (名誉 – Kehormatan)
Menjaga kehormatan diri.

“Jika kau di depan publik, meski tidak bertugas, kalau tidak boleh sembarangan bersantai. Lebih baik kau membaca, berlatih kaligrafi, mengkaji sejarah, atau tatakrama keprajuritan.” (Kode Etik Samurai)
Bagi samurai cara menjaga kehormatan adalah dengan menjalankan kode bushido secara konsisten sepanjang waktu dan tidak menggunakan jalan pintas yang melanggar moralitas. Seorang samurai memiliki harga diri yang tinggi, yang mereka jaga dengan cara prilaku terhormat. Salah satu cara mereka menjaga kehormatan adalah tidak menyia-nyiakan waktu dan menghindari prilaku yang tidak berguna.

7.Chūgo (忠義 – Loyal)
Menjaga Kesetiaan kepada satu pimpinan dan guru.

“Seorang ksatria mempersembahkan seluruh hidupnya untuk melakukan pelayanan tugas.” (Kode Etik Samurai)
Kesetiaan ditunjukkan dengan dedikasi yang tinggi dalam melaksanakan tugas. Kesetiaan seorang ksatria tidak saja saat pimpinannya dalam keadaan sukses dan berkembang. Bahkan dalam keadaaan sesuatu yang tidak diharapkan terjadi, pimpinan mengalami banyak beban permasalahan, seorang ksatria tetap setia pada pimpinannya dan tidak meninggalkannya.Puncak kehormatan seorang samurai adalah mati dalam menjalankan tugas dan perjuangan.

8. Tei (悌 – Menghormati Orang Tua)
Menghormati orang tua dan rendah hati.

“Tak peduli seberapa banyak kau menanamkan loyalitas dan kewajiban keluarga di dalam hati, tanpa prilaku baik untuk mengekspresikan rasa hormat dan peduli pada pimpinan dan orang tua, maka kau tak bisa dikatakan sudah menghargai cara hidup samurai. (Kode Samurai).”
Samurai sangat menghormati dan peduli pada orang yang lebih tua baik orang tua sendiri, pimpinan, maupun para leluhurnya.Mereka harus memahami silsilah keluarga juga asal-usulnya.Mereka fokus melayani dan tidak memikirkan jiwa dan raganya pribadi.

Sumber : http://anieristyan.wordpress.com/2012/11/14/karakter-dan-prinsip-orang-jepang/

Revolusi Mental Jepang : Kaizen (3)


Poin-Poin Penting dalam Kaizen
Inti KAIZEN sederhana sekali dan langsung pada sasaran. KAIZEN berarti penyempurnaan. Di samping itu KAIZEN berarti penyempurnaan berkesinambungan yang melibatkan setiap orang, baik manajer maupun karyawan. Filsafat KAIZEN menganggap bahwa cara hidup kita – baik cara, kehidupan sosial, maupun kehidupan rumah tangga – perlu disempurnakan setiap saat.

Dalam mencoba untuk mengerti “mujizat ekonomi” Jepang sesudah Perang Dunia, semua ilmuwan, wartawan, dan usahawan telah meneliti dengan tekun faktor gerakan produktivitas, Pengendalian Mutu Terpadu (PMT), kegiatan kelompok kecil, sistem saran, otomatisasi, dan hubungan kerja. Mereka banyak memperhatikan praktik manajemen khas Jepang, di antaranya sistem karyawan seumur hidup, upah berdasarkan pengalaman, dan gabungan perusahaan. Tetapi dia merasa bahwa mereka gagal untuk memahami kebenaran yang sangat sederhana yang ada di belakang berbagai berbagai tanggapan tentang manajemen Jepang.

Inti praktik manajemen “khas Jepang” – dapat berupa peningkatan produktivitas, kegiatan PMT (Pengendalian Mutu Terpadu), Gugus Kendali Mutu (GKM), maupun hubungan kerja – dapat disingkat menjadi satu kata: KAIZEN. Memakai istilah KAIZEN daripada kata-kata produktivitas, PMT, ZD (Zero Defect), kamban, dan sistem saran memberikan gambaran lebih jelas tentang apa yang terjadi dalam industri Jepang. KAIZEN adalah konsep payung yang mencakup sebagian besar praktis “khas Jepang” yang belakangan ini terkenal di seluruh dunia.

Implikasi dari PMT di Jepang adalah bahwa konsep ini telah membantu perusahaan Jepang menerapkan cara berpikir yang berorientasi pada proses dan mengembangkan strategi yang menjamin penyempurnaan berkesinambungan, melibatkan unsur manusia dari segala tingkatan dalam hierarki organisasi . Pesan dari strategi KAIZEN ialah bahwa tidak satu hari pun boleh berlalu tanpa sesuatu tindakan penyempurnaan dalam perusahaan.

Kepercayaan bahwa harus ada penyempurnaan tanpa akhir, telah berurat-akar dalam cara berpikir orang Jepang. Sesuai dengan pepatah kuno Jepang yang mengatakan: “Bila seseorang tidak kelihatan selama tiga hari, temannya harus memperhatikannya dengan seksama untuk mengetahui apa yang telah dialaminya.” Hubungannya ialah bahwa dalam tiga hari orang itu pasti telah berubah, maka temannya seharusnya cukup memperhatikannya untuk melihat perubahannya.

Sesudah Perang Dunia Kedua banyak perusahan Jepang benar-benar harus memulai dari awal lagi. Baik manajer maupun karyawan menghadapi tantangan baru setiap hari, yang berarti setiap hari banyak kemajuan. Dalam berusaha, diperlukan kemajuan yang tidak ada akhirnya dan KAIZEN menjadi sikap hidup orang Jepang. Untunglah berbagai alat yang membantu konsep KAIZEN sehingga memperoleh penghargaan, diperkenalkan pada Jepang akhir tahun 1950 dan permulaan tahun 1960 oleh para ahli seperti W.E. Deming dan J.M. Juran. Tetapi banyak konsep baru, sistem dan alat yang alat yang banyak dipakai di Jepang saat ini telah dikembangkan di Jepang sendiri, dan merupakan penyempurnaan mutu yang lebih baik daripada pengendalian mutu statistikal dan Pengendalian Mutu Terpadu dari tahun 1960-an.

Sebagian besar orang Jepang menurut sifat alamiahnya, atau dengan latihan, memperhatikan perincian. Orang Jepang memiliki rasa akan kewajiban yang kuat untuk bertanggung jawab agar segala sesuatunya berjalan selancar mungkin, apakah itu dalam kehidupan keluarga atau pekerjaan. Itulah sebabnya mengapa Kaizen sangat sukses di Jepang. Beberapa point penting dalam proses penerapan KAIZEN yaitu :

  • Konsep 3M (Muda, Mura, dan Muri) dalam istilah Jepang. Konsep ini dibentuk untuk mengurangi kelelahan, meningkatkan mutu, mempersingkat waktu dan mengurangi atau efsiensi biaya. Muda diartikan sebagai mengurangi pemborosan, Mura diartikan sebagai mengurangi perbedaan dan Muri diartikan sebagai mengurangi ketegangan.

  • Gerakkan 5S (Seiri, Seiton, Seiso, Seiketsu dan Shitsuke) atau 5R. Seiri artinya membereskan tempat kerja. Seiton berarti menyimpan dengan teratur. Seiso berarti memelihara tempat kerja supaya tetap bersih. Seiketsu berarti kebersihan pribadi. Seiketsu berarti disiplin, dengan selalu mentaati prosedur ditempat kerja. Di Indonesia 5S diterjemahkan menjadi 5R, yaitu Ringkas, Rapi, Resik, Rawat dan Rajin

  • Konsep PDCA dalam KAIZEN. Setiap aktivitas usaha yang kita lakukan perlu dilakukan dengan prosedur yang benar guna mencapai tujuan yang kita harapkan. Maka PDCA (Plan, Do, Check dan Action) harus dilakukan terus menerus.

  • Konsep 5W + 1H. Salah satu alat pola pikir untuk menjalankan roda PDCA dalam kegiatan KAIZEN adalah dengan teknik bertanya dengan pertanyaan dasar 5W + 1H ( What, Who, Why, Where, When dan How).
Sumber : http://aljurem.wordpress.com/2012/05/05/manajemen-jepang/

Revolusi Mental Jepang : Kaizen (2)


Pengertian KAIZEN
Karena tidak ada paku, ladam hilang. Karena tidak ada ladam kuda hilang. Karena tidak ada kuda, jenderal hilang. Karena tidak ada jenderal, tentara hilang. Karena tidak ada tentara, pertempuran kalah. Karena kalah dalam pertempuran, perang kalah. Karena kalah perang, Negara hilang. Karena semua itu karena tidak ada paku. (Sheila cane, 1998:265)

LECTURE RESUME’S – Puisi lama yang dikutif Sheila cane mengungkapkan sesuatu berasal dari benda yang terlihat sepele, begitu juga dlam prinsip kaizen bahwa biasanya hal-hal yang kecil justru yang menyebabkan kehancuran besar.

Seiring dengan perkembangan ekonomi Negara Kekuatan kuning (Jepang China, dan Korea) yang laju pertumbuhan ekonominya melesat jauh seperti yang dilakukanJepang pasca kekalahan perang dari Sekutu (Amerika) dengan dijatuhkannya bom atom di Hiroshima dan Nagasaki berhasil merombak dengan Restorasi Meji-nya yang terkenal. Begitu juga Cina walau agak terlmbat dengan memadukan ideologi komunis dalam bernegara dan ekonomi kapitalis dalam penataan ekonomi dan hasilnya sangat menakjubkan, cina termsuk Negara yang tingkat pertumbuhan ekonominya tercepat didunia. Begutuy juga korea lebih mengadopsi jepang sebagai mantan induk semangnya. Tapi kehadiran Negara kuning ini, Setidaknya bisa memberikan dukungan global terhadap kekuatan ras kuning Asia untuk bersaing secara global dengan Negara barat lainnya.

Istilah kaizen atau Just in Time ini kerap kali digunakan sebagai salah satu strategi perbaikan dalam manajemen kualitas dan alternative management yang selama ini didominasi oleh Negara barat dan Amerika, namun dalam perkembangannya system manajemen ini mendapat perhatian para analis manajemen setelah melihat perkembangan yang pesat ekonomi jepang yang kerap kali merepotkan hegemoni amerika dalam percaturan ekonomi global.

Fenomena pertumbuhan ekonomi jepang pasca PD II memberikan motivasi pembangunan kembali dari puing peperangan dan diutuslah seorang ahli survey AS yang bernama Dr. W. Edward Deming yang mencoba membantu Jepang untuk pembangunan kembali ekonomi Jepang sehingga konsep Deming mulai tahun 1970-an telah diterapkan oleh perusahaan Jepang yang terkenal dengan “14 kunci Dr. Deming” dan anehnya sukses penerapan konsep deming di industri jepang pemerintah AS baru tertarik pada konsep tersebut. Namun konsep deming yang Kemudian lebih dikenal dengan konsep kaizen secara luas baru diperkenalkan oleh Masaaki Imai dalam bukunya “Kaizen : the key to Japan’s competitive success” (1986).
Kesimpulan Europe Japan Centre tentang Kaizen Jepang yang mengungkapkan bahwa :

“Kaizen mengatakan kepada kita bahwa hanya dengn secara terus menrus tetap sadr dn membuat bertus-ratus ribu peningkatan kecil, maka dimungkinkan untuk menghasilkn barang dan jasa yang mutunya otentik sehingga memuaskan pelanggan. Cara paling mudah mencapainya adalah dengan keikutsertaan, motivasi dan peningkatan terus menerus dari masing-masing dan semua karyawan dalam organisasi. Keikutsertaan staf tergantung pada komintmen manajemen senior, strategi yang jelas dan ketabahan – karena kaizen bukan jalan pintas melainkan proses yang berjalan secara terus menerus untuk menciptakan hasil yang diinginkan”. (Cane, 1998:265)

Dengan pertumbuhan ekonomi Jepang berdampak pada dorongan negara Asia lainnya untuk terus mengejar ketertinggalannya, lalu bagaimana dengan Negara Indonesia sendiri yang terlihat malah semakin terpuruk pasca reformasi tahun 1999 bahkan untuk mengejar negeri jiran sekalipun terasa sangat berat sekali kunci keunggulan perusahaan jepang adalah sangat unggul dalam persaingan salah satu kemampuannya adalah menghilangkan pemborosan dan menghindari berbagai kesulitan sedangkan AS sebaliknya mengalami kesulitan dalam menghemat Sumber Daya Alam yang memang sangat melimpah bila dibandingkan Jepang sehingga istilah perbaikan mutu secara terus menerus (Just in time) tidak berlaku bagi manajemen Amerika tapi lebih cenderung just in case. Istilah lainnya dengan Big JIT yaitu filosofi manajemen yang berusaha menghilangkan pemborosan dalam semua aspek dari kegiatan produksi perusahaan.

Kaizen berasal dari kata KAI artinya perbaikan dan ZEN artinya baik. Bias diartikan Kaizen artinya perbaikan. Kaizen diartikan sebagai perbaikan terus menerus (continous improvement). Ciri kunci manajemen kaizen antara lain lebih memperhatikan proses dan bukan hasil, manajmen fungsional-silang dan menggunakan lingkaran kualitas dan perlatan lain untuk mendukung peningkatan yang terus menerus (Cane, 1998:27).

Di Cina kaizen bernama gaishan di mana gai berarti perubahan / perbaikan dan shan berarti baik / benefit. Kaizen merupakan aktivitas harian yang pada prinsipnya memiliki dasar sebagai berikut :
a) Berorientasi pada proses dan hasil.
b) Berpikir secara sistematis pada seluruh proses.
c) Tidak menyalahkan, tetapi terus belajar dari kesalahan yang terjadi di lapangan.

Kaizen telah menjadi bagian dari teori manajemen Jepang di pertengahan tahun 1980-an dan para konsultan manajemen di Barat dengan cepat mengambil dan menggunakan istilah Kaizen untuk diterapkan dalam praktek manajemen secara luas, yang pada pokoknya Kaizen dianggap milik Jepang dan cenderung membuat perusahaan Jepang menjadi kuat di bidang peningkatan yang terus-menerus dibandingkan yang terus menerus dibandingkan dengan inovasi.

Sumber: http://aljurem.wordpress.com/2012/05/05/manajemen-jepang/

Revoluasi Mental Jepang : Kaizen (1)

Pada era 60-an, Jepang mencoba bangkit dan memasuki pasar global untuk barang hasil industri, baik industri elektronik, otomotive dan lain sebagainya. Bagaimana respon dunia? Jepang menjadi cemoohan dan bahan tertawaan, barang hasil industri Jepang dicemooh sebagai barang tiruan, imitasi dan kuno, dan sebagainya. Mobil Mazda “kotak”, Suzuki “mini”, saat itu dianggap sebagai mobil mainan, dan hanya dilirik oleh orang-orang yang pengin punya mobil, tetapi duit cekak. Pengendara mobil Jepang pada waktu itu, umumnya mendapat cibiran dari pengendara mobil Eropah atau mobil Amerika, bahwa mobil Eropa atau mobil Amerika-lah baru mobil beneran.

Kini, industri mobil Jepang telah menjadi trend setter bagi perkembangan industri mobil dunia. Selain itu, Mitsubishi dan Kawasaki telah masuk dalam jajaran industri mesin dan alat-alat berat di dunia dan Sumitomo merupakan industri besar di bidang chemical. Dan lain-lain. Demikian pula industri elektronik. Tidak ada satu pun di dunia ini yang dapat menyangkal dominasi industri elektronik Jepang. SONY, TOSHIBA, PANASONIC dan SHARP untuk TV dan audio.

Apa yang mereka lakukan untuk mencapai itu semua? Yang mereka lakukan bukan hal yang rumit, bukan menjiplak berbagai teori ekonomi dari Barat, tetapi membakar semangat tenaga kerja dan integritas tentang “etika bisnis” yang timbul dari pemikiran Ishida Baigan pada abad ke 18, kemudian diajarkan secara luas pada sekolah-sekolah Ishida yaitu Sekimon Shin-gaku, mengajarkan etika kejujuran dalam mengejar laba, dan profesionalisme di dalam bekerja, telah berhasil dengan sangat efektif.

Kemudian ditambah dengan pemikiran yang dicetuskan oleh Shibusawa Eichi pada awal abad ke 20 yaitu semboyan : “hasilkan panen yang bermutu tinggi, dan jual!”, telah berhasil membentuk masyarakat Jepang menjadi “masyarakat produksi” yang mementingkan kualitas, sehingga mereka menerapkan konsep pengendalian mutu terpadu (total quality control), bukan hanya untuk industri, tetapi berawal dari teknik produksi pertanian. Bila anda pernah melihat filem dokumenter tentang petani labu dan semangka di salah satu daerah Hokkaido (bagian utara Jepang), anda akan melihat bagaimana kerja keras ”paguyuban petani semangka” untuk menghasilkan semangka yang berkualitas, sehingga dapat diterima dan dijual pada supermarket dan department store di Tokyo.

Bahkan dewasa ini ada pameo dikalangan dunia usaha internasional, mengatakan, kalau ingin memasarkan barang hasil produksinya ke pasar global, lakukan dulu test jual di Jepang. Apabila kualitasnya sudah diakui di Jepang, maka pasti, kualitas barang tersebut akan diterima di pasar internasional. Mengapa demikian? bangsa Jepang adalah bangsa yang paling rewel dan jelimet akan kualitas. Mereka sungguh-sungguh menerapkan philosopy bahwa pelanggan adalah raja, sehingga mereka menerapkan konsep “product liability”, yaitu tanggung jawab terhadap konsumen yang mengalami resiko akibat memakai produksi mereka. Untuk itu, Jepang tidak pernah berhenti melakukan perbaikan. KAIZEN, adalah budaya kerja mereka, yang bahkan sering tidak mereka sadari bahwa mereka memiliki budaya tersebut.

Di tahun 1950-an, Masaaki Imai, bekerja di Japan Productivity Center di Washington DC. mengantar sekelompok pengusaha Jepang yang sedang mengunjungi perusahaan Amerika untuk mempelajari “rahasia produktivitas industri Amerika. Toshiro Yamada, sekarang pensiunan profesor di Faculty of Engineering di Universitas Kyoto, adalah salah seorang anggota kelompok belajar yang mengunjungi Amerika Serikat untuk mempelajari industri kendaraan. Belum lama berselang anggota kelompoknya berkumpul kembali untuk merayakan ulang tahun perak perjalanan mereka.

Di meja perjamuan Yamada mengatakan bahwa, belum lama ini ia kembali ke Amerika Serikat dalam “perjalanan sentimentil” untuk meninjau kembali beberapa perusahaan yang telah dikunjunginya, di antaranya pabrik baja River Rouge di Dearborn, Michigan. Dengan menggelengkan kepalanya karena heran, ia berkata, “Tahukah Anda bahwa bahwa pabrik itu tetap sama seperti 25 tahun yang lalu”.

Ia juga bercerita tentang kunjungan ke Eropa akhir-akhir ini, di mana ia telah memimpin sekelompok pengusaha dalam sebuah penelitian tentang perusahaan genteng dan ubin. Waktu mereka mengembara dari satu perusahaan ke perusahaan lain, anggota kelompoknya menjadi semakin gelisah dan kecewa atas sarana “kuno” yang diterimanya.

Kelompok tersebut heran ketika menemukan bahwa pabrik-pabrik masih mempergunakan ban berjalan, dan bahwa baik kayawan maupun pengunjung harus berjalan melangkahi ban berjalan atau berjalan dengan membungkukkan badan di bawahnya, membuktikan bahwa tidak ada tindakan pengamanan. Salah seorang anggota berkata “Bila mereka tidak memperhatikan keselamatan karyawan, maka di sana tidak ada manajemen”. Di Jepang modern jarang dijumpai ban berjalan. Bila masih dipergunakan juga, maka ban berjalan dirancang sedemikian rupa sehingga seseorang tidak perlu berjalan melangkahi ataupun berjalan dengan membungkukkan badan di bawahnya.

Walaupun demikian Yamada juga menyatakan bahwa sarana di universitas Barat dan lembaga riset lebih maju keadaannya, dan bahwa proyek riset Barat kaya akan daya cipta dan kreativitas.

Belum lama ini dia mengadakan perjalanan ke Amerika Serikat dengan Fujio Umibe, specialis kepala pada Toshiba Research and Development Center. Umibe bercerita tentang pertemuannya dengan teman sekerjanya dari salah satu perusahaan Toshiba yang terpencil di Jepang. Setelah mendengar bahwa Umibe belum meninjau kembali perusahaan tersebut selama hampir sepuluh tahun, temannya menegurnya, katanya: “Anda harus datang dan meninjaunya. Anda tidak akan mengenalinya sekarang!” Sebagai bukti dia diberitahu bahwa seperempat bagian dari lini produksi pada salah satu perusahaan Toshiba telah diubah sewaktu perusahaan itu ditutup selama seminggu pada liburan musim panas tahun 1984.

Pembicaraan ini membuat dia berpikir tentang perbedaan besar antara ancangan manajer Jepang dengan Barat terhadap cara kerja mereka. Tidak mungkin perusahaan Jepang tetap tidak berubah selama waktu seperempat abad.

Sudah lama dia mencari konsep kunci untuk menerangkan kedua ancangan manaje-men yang sangat berbeda itu. Suatu konsep yang juga dapat membantu menerangkan bagaimana banyak perusahaan Jepang memperoleh keunggulan kompetisi yang sedemikian hebat. Misalnya, bagaimana menerangkan kenyataan bahwa walaupun kebanyakan gagasan baru datang dari Barat dan beberapa perusahaan lembaga, dan teknologi yang paling mutakhir ada di sana, toh masih ada perusahaan yang tidak berubah sejak 1950?
Perubahan adalah hal yang yang lazim. Belum lama ini seorang eksekutif Amerika dalam sebuah perusahaan multinasional bercerita bahwa pada awal rapat, panitia eksekutif, pimpi-nan perusahaannya berkata: “Tuan-tuan, tugas kita ialah memanajemeni perubahan. Bila kita gagal, kita harus mengubah manajemennya.” Eksekutif itu tertawa dan berkata: “Kami semua memahami maksudnya!”

Perubahan juga merupakan gaya hidup orang Jepang. Tetapi apakah kita berbicara tentang perubahan yang sama sewaktu kita berkata tentang memanajemeni perubahan atau manajemen perubahan lainnya? Dia menyadari bahwa mungkin ada beberapa jenis peru-bahan: bertahap dan mendadak. Walaupun kita dapat melihat dengan jelas perbedaan kedua jenis perbedaan ini di Jepang, tetapi perubahan bertahap tidak begitu jelas terlihat dalam gaya hidup orang Barat. Bagaimana kita dapat menerangkan perbedaan ini?

Pertanyaan ini mendorongnya menyimak tentang nilai. Mungkinkah perbedaan sistem nilai di Jepang dan di Barat yang menjadi alasan adanya perbedaan sikap mereka terhadap perubahan dan perubahan mendadak? Perubahan mendadak dapat dilihat dengan jelas oleh setiap orang dan mereka biasanya menyukainya. Hal ini umumnya berlaku baik di Jepang maupun di Barat. Tetapi bagaimana halnya dengan perubahan bertahap? Pernyataannya yang terdahulu bahwa tidak mungkin perusahaan Jepang tetap tidak mengalami perubahan selama bertahun-tahun, mengacu baik kepada bertahap maupun perubahan mendadak.

Setelah menyimak kembali semua ini, dia menarik kesimpulan bahwa kunci perbedaan antara pandangan orang Barat dan orang Jepang terhadap perubahan terletak pada konsep KAIZEN – sebuah konsep yang begitu lazim dan masuk akal bagi kebanyakan manajer Jepang sehingga mereka bahkan sering tidak menyadari bahwa mereka memilikinya! Konsep KAIZEN menerangkan mengapa perusahaan Jepang mustahil tidak mengalami perubahan selama bertahun-tahun. Selain itu, setelah bertahun-tahun mempelajari praktik bisnis orang Barat, dia menarik kesimpulan bahwa konsep KAIZEN tidak ada atau sedikit sekali diterapkan dalam perusahaan Barat saat ini. Lebih buruk lagi, mereka menolaknya tanpa terlebih dahulu mempelajari apa manfaatnya. Hal ini merupakan gejala “tidak ditemukan di sini” yang kuno. Akibat kekurangan konsep KAIZEN-lah maka sebuah pabrik Amerika atau Eropa tidak mengalami perubahan selama seperempat abad.

Sumber : http://aljurem.wordpress.com/2012/05/05/manajemen-jepang/

Jun 26, 2014

Perpanjangan Waktu bagi Guru - Banyak Belum Ikut Pelatihan Kurikulum

Penuntasan pelatihan kurikulum 2013 pada tahun pelajaran 2014-2015 masih jauh dari target. Padahal, tenggat masa program itu akan berakhir pada 30 Juni ini. Tahun ajaran baru juga akan dimulai 14 Juli atau sekitar dua pekan lagi. Dari jumlah sasaran pelatihan 1,3 juta orang, baru terealisasi 707 ribu guru.

Sasaran pelatihan terdiri atas guru berbagai jenjang hingga tenaga kependidikan non-guru. Rinciannya, sasaran untuk guru SD 570.637 orang dengan anggaran Rp 497,3 miliar. Kemudian guru jenjang SMP ada 353.551 orang (Rp 327,7 miliar), guru SMA 114.313 orang (Rp 123,9 miliar), dan guru SMK 67.015 orang (Rp 79,8 miliar).

Berikutnya, sasaran untuk kategori kepala sekolah ada 146.156 orang dengan jumlah anggaran Rp 190,6 miliar. Terakhir kelompok pengawas sekolah ada 20.208 orang dengan anggaran Rp 31,1 miliar. Secara keseluruhan, dari total sasaran pelatihan guru sebanyak 1,3 juta orang dialokasikan anggaran Rp 1,433 triliun.

Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Wamendikbud) Bidang Pendidikan Musliar Kasim mengatakan, hasil pencatatan gelombang terakhir ada 707 ribu guru yang sudah dilatih. Dia mengatakan, pada beberapa hari ke depan, akan dibuka gelombang pelatihan baru dengan jatah 400 ribu guru.

Musliar mengatakan, meski saat ini total guru yang dilatih baru 707 ribu orang, Kemendikbud masih yakin semuanya tuntas sesuai jadwal yang ditetapkan. “Kesepakatan awal batas akhir pelatihan guru ditutup sampai 30 Juni,” katanya kemarin.

Jika sampai 30 Juni masih ada guru sasaran pelatihan kurikulum baru yang belum mendapatkan pelatihan, akan diberlakukan masa perpanjangan waktu. Musliar mengatakan, tahun ajaran baru dimulai 14 Juli nanti, Kemendikbud masih punya waktu dua pekan untuk masa perpanjangan. “Sampai saat ini kami optimistis semuanya tuntas pada 30 Juni,” paparnya.

Tetapi menurut Musliar, kondisi di lapangan untuk pelatihan guru itu sulit ditebak. Dia mencontohkan banyak guru yang mangkir dari jadwal pelatihan dengan berbagai alasan. Bahkan ada guru yang beralasan kondisi cuaca.

Musliar mengatakan, guru sasaran pelatihan tidak semuanya tinggal di perkotaan dan memiliki akses mudah ke lokasi pelatihan. “Ada yang tinggal di pedalaman dan susah ke kota ketika menghadapi cuaca buruk,” ujarnya. Sehingga, mau tidak mau harus diberikan jatah waktu pelatihan lain untuk guru-guru yang “tercecer” itu.

Dia menambahkan, ada rencana anggaran untuk pelatihan kurikulum menggunakan model berbagi beban dengan pemkab dan pemkot. “Tetapi itu tidak wajib. Bukan berarti kalau pemda tidak ada anggaran pelatihan mandek,” ujar Musliar. (wan/sof/jpnn/zal/k14)

Instrumen Keimanan untuk Teguhkan Ideologi Siswa

Banyak problem pendidikan agama Islam yang belum secara tuntas diselesaikan dengan baik. Salah satunya adalah terkait dengan keimanan siswa madrasah/sekolah tingkat atas. Untuk itu dibutuhkan instrumen pengukuran keimanan bagi siswa madrasah aliyah.

Demikian ditegaskan oleh Dr H Shodiq Abdullah MAg saat mengikuti promosi doktor penelitian dan evaluasi pendidikan (PEP) Universitas Negeri Yogyakarta (26/6) di Aula Pascasarjana UNY Jl Karangmalang 1 Yogyakarta. Shodiq dinyatakan lulus doktor PEP Universitas Negeri Yogyakarta dengan predikat sangat memuaskan.

Di depan enam penguji, Shodiq mempertahankan disertasi berjudul "Pengembangan Instrumen Pengukuran Keimanan Siswa Madrasah Aliyah". Enam penguji dimaksud adalah Prof Dr Zuhdan Kun Prasetyo (Ketua), Prof Dr Badrun Kartowagiran (Sekretris), Prof Dr Sutrisno, Prof Dr Ajat Sudrajat, Prof Zamroni PhD dan Prof Kumaidi PhD. "Iman bagi agama Islam sangat penting karena kata iman disebut sebanyak 718 kali, namun soal iman masih jarang mempunyai alat ukur" ungkap dosen penelitian pendidikan IAIN Walisongo kelahiran Pati 5 Desember 1968.

Keimanan yang bagus merupakan tujuan utama pendidikan agama Islam, yakni membangun keberagamaan peserta didik agar menjadi sosok pribadi yang beriman, berilmu dan berakhlaq mulia. Jadi kalau pelajar itu mampu mempertahankan keimanannya, maka ia akan semakin dalam ilmunya sekaligus memiliki akhlaq mulia.

Keimanan tidak cukup hanya sebatas keyakinan dan pembenaran, tetapi iman seseorang perlu dikembangkan lebih luas sampai praktik keseharian. Maka konstruk teoritis keimanan itu dibagi menjadi dua, yaitu keyakinan yang berisi butir pernyataan hati terkait doktrin dan sikap atau perasaan dalam menghadapi realitas.

Ada 18 instrumen keimanan dalam aspek keyakinan yang dikembangkan, antara lain enam prinsip rukun Islam hingga meyakini seluruh kebenaran ajaran Islam. Adapun instumen sikap keimanan dijabarkan menjadi 17 butir, antara lain bersifat optimis, konsisten dan tidak mudah putus asa. "Masih banyak dimensi keimanan yang ditinggalkan oleh siswa, maka instrumen pengukuran ranah afektif ini tidak mudah tapi harus berani kita coba" ungkap Shodiq yang juga Wakil Dekan Bidang Akademik Fakultas Ilmu Pendidikan dan Keguruan IAIN Walisongo Semarang.

Instrumen keimanan ini dinilai sangat penting dalam meneguhkan semangat ideologis siswa. Apalagi di era globalisasi ini ada kecenderungan gaya berpikir bebas dalam lingkungan sekolah. Untuk itu, setiap siswa perlu diukur kemampun mempertahankan keimanannya baik dalam pikiran hingga perilaku. Dengan adanya keimanan yang kuat akan muncul kecenderungan untuk sukses mengawal pendidikan karakter dan insan yang cerdas akhlaknya.

Tatepat, Upaya Pendidikan Karakter Melalui Kartu

Tatepat (Karuta Tembang Macapat) merupakan sebuah perpaduan permainan antara permainan tradisional Jepang dan tembang macapat berbahasa Jawa. Permainan ini bertujuan untuk mengenalkan ragam dan bentuk tembang macapat. Selain itu TATEPAT juga mengambil dari tembang-tembang berisi ajaran Asthabrata sebagai wujud upaya pendidikan karakter melalui permainan.

Ajaran Asthabrata adalah salah salah satu ajaran yang dapat digunakan sebagai sarana pendidikan karakter. Di dalamnya termuat ajaran tentang tata pemerintahan. Sejatinya, setiap manusia adalah seorang pemimpin, sehingga diperlukan adanya kemampuan untuk mengolah kepemimpinan atau mengolah emosi dalam diri. Jika hal ini diterapkan diharapkan menjadi manusia yang teguh, berbudi luhur, serta menghargai budaya bangsa dan negaranya.

Salah satu cara baru dan unik untuk melestarikan sekaligus mempelajari tembang macapat, yaitu dengan menggabungkan tembang macapat dengan kebudayaan bangsa lain, tanpa menghilangkan kedua unsur kebudayaan tersebut. Hal ini patut dicoba selama kebudayaan bangsa asing tersebut memberikan dampak positif dan mampu menjaga kelestarian macapat itu sendiri.

Salah satu kebudayaan asing yang dilebur dalam menjaga eksistensi tembang macapat dan bahkan mampu menarik minat orang lain untuk menyukai tembang macapat adalah karuta, permainan kartu tradisional khas Jepang. Permainan karuta menggunakan puisi berpola dalam pelaksanaannya. Permainan karuta ini dapat dimodifikasi dengan mengganti puisi Jepang dengan tembang macapat.

Berdasarkan hal tersebut, perpaduan kebudayaan Jawa dan Jepang dalam satu kemasan, yaitu TATEPAT (Karuta Tembang Macapat) patut dicoba. Hal ini bertujuan untuk menjaga kelestarian macapat dan menarik minat masyarakat untuk mempelajari macapat.

"Diharapkan permainan kartu Tatepat ini menjadi salah satu sarana belajar sekaligus dapat melestarikan kebudayaan jawa terutama tembang macapat .“ tutur Rahayu wimala selaku salah satu pencetus ide.

Tatepat merupakan proyek yang diikutsertakan dalam Program Kegiatan Mahasiswa di Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. Permainan kartu ini diperkenalkan untuk meningkatkan kesadaran akan ajaran kepemimpinan dan pelestarian budaya.

Pengirim:
Rahayu Wimala Iziati Arawinda
- See more at: http://news.liputan6.com/read/2068948/tatepat-upaya-pendidikan-karakter-melalui-kartu#sthash.KvfY7WDT.dpuf

Jun 25, 2014

Indonesia Sehat dan Pintar


Kemajuan sebuah bangsa ditentukan kualitas sumber daya manusia (SDM). Semakin berkualitas manusianya, semakin maju pula negaranya. Demikian juga sebaliknya. Untuk mencetak manusia berkualitas diperlukan dua hal pokok, yakni pembangunan kesehatan dan pendidikan. Menyadari hal tersebut, para wakil rakyat menetapkan 20% dari APBN untuk biaya pendidikan dan itu tercantum dalam UUD. Di bidang kesehatan, UUD juga mengamanatkan penyelenggaraan sistem jaminan sosial.  Mulai, awal tahun ini, Badan Penyelenggara Badan Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan telah beroperasi.

Kinerja Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) di bidang pendidikan dan kesehatan dalam 10 tahun terakhir cukup bagus. Ia berupaya menggunakan anggaran pendidikan dan mendorong pembentukan BPJS Kesehatan. Meski belum ideal, harus diakui peningkatan anggaran pendidikan dan kesehatan memberi dampak cukup signifikan bagi pembangunan manusia Indonesia. Hanya saja ke depan memang perlu dilakukan perbaikan terus-menerus.


Kesadaran serupa juga dimiliki kedua pasangan capres dan cawapres, Prabowo-Hatta dan Jokowi-JK yang termaktub dalam visi, misi, dan program mereka. Namun dari kedua pasangan tersebut, Jokowi-JK terlihat lebih siap dengan menyiapkan Kartu Indonesia Sehat (KIS) dan Kartu Indonesia Pintar (KIP).

Berbekal pengalaman saat memimpin Kota Solo dan Provinsi DKI Jakarta, Jokowi yakin program Kartu Jakarta Sehat (KJS) dan Kartu Jakarta Pintar (KJP) bisa diterapkan secara nasional bila rakyat memercayakannya memimpin Indonesia untuk menggantikan SBY.


Saat ini, memang telah ada program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang diselenggarakan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan dan juga bantuan operasional sekolah (BOS), serta beasiswa yang diberikan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud). Sayangnya program-program tersebut belum berjalan maksimal, sehingga perlu terus dilakukan perbaikan dan penyempurnaan.

Sebut saja program JKN yang saat ini baru menjangkau sekitar 120 juta penduduk dari total 250 juta penduduk Indonesia. Pemerintah menargetkan baru pada 2019 atau 5 tahun lagi program JKN menjangkau seluruh rakyat. Target tersebut, menunjukkan pemerintah masih setengah hati meningkatkan kualitas kesehatan rakyatnya.

Selain itu, saat ini masih terdengar keluhan, khususnya dari keluarga miskin, tentang pelayanan di rumah sakit. Sebagian di antara mereka ditangani seadanya oleh perawat dan dokter. Bahkan, di rumah sakit tertentu, masih ada orang miskin yang terpaksa mengeluarkan biaya tambahan karena dipaksa naik kelas perawatan dengan alasan ruang perawatan kelas III telah penuh.

Sedangkan dalam bidang pendidikan, sesuai laporan Bank Dunia pada Maret 2013 disebutkan bahwa peningkatan belanja publik di sektor pendidikan telah memperluas akses dan meningkatkan angka partisipasi sekolah selama satu dekade terakhir, terutama di kalangan siswa miskin. Sayangnya, akses terhadap level pendidikan menengah dan tinggi--walau meningkat secara rata-rata--tetap tergolong rendah di kalangan siswa miskin.

Selain itu, skor Indonesia dalam sejumlah tes internasional menunjukkan kualitas pendidikan nasional masih sangat rendah dan belum meningkat signifikan. Hal itu terjadi, antara lain karena hanya sebagian kecil dari total anggaran 20% bidang pendidikan yang dikelola oleh Kemdikbud.

Dalam tahun anggaran 2014, total anggaran fungsi pendidikan mencapai Rp 371 triliun, tetapi yang dikelola Kemdikbud hanya Rp 80 triliun atau kurang dari 25%. Apalagi, sebagian besar anggaran di Kemdikbud pun digunakan untuk membayar gaji guru dan program sertifikasi guru. Belum lagi, program BOS yang kurang tepat sasaran dan pengelolaannya tak transparan.

Bertolak dari kenyataan tersebut, kita melihat pentingnya pembenahan di bidang kesehatan dan pendidikan, khususnya JKN dan BOS. Pemerintahan mendatang harus bisa memastikan setiap rakyat Indonesia, khususnya kaum miskin, mendapat perlakuan yang sama saat berobat di rumah sakit. Kalau perlu, di rumah sakit milik pemerintah pusat dan pemerintah daerah hanya berlaku satu kelas perawatan.

Selain itu, amanat UU Kesehatan bahwa anggaran kesehatan minimal lima persen pengeluaran APBN juga harus dipenuhi dan setidaknya pada akhir 2015, bukan 2019, seluruh rakyat memiliki asuransi kesehatan.

Adapun, dalam bidang pendidikan perlu realokasi anggaran dengan menitikberatkan program peningkatan kualitas siswa di jenjang pendidikan menengah dan tinggi, memperluas akses anak-anak keluarga miskin di perguruan tinggi, serta memperbesar anggaran Kemdikbud, minimal 50% dari total anggaran fungsi pendidikan.

Setelah melihat rekam jejak Jokowi saat memimpin Solo dan DKI Jakarta dengan banyak memberi bukti bukan janji, kita percaya KIS dan KIP adalah jawaban atas kebutuhan rakyat, sekaligus penyempurna JKN dan BOS, demi mewujudkan Indonesia sehat dan pintar. ***

Sumber : http://www.suarapembaruan.com/tajukrencana/indonesia-sehat-dan-pintar/58297

Kepincut Revolusi Mental, Alumni Inggris Raya Dukung Jokowi-JK

Alumni Universitas Inggris Raya menyatakan dukungan kepada pasangan capres Joko Widodo-Jusuf Kalla (Jokowi-JK). Dukungan tersebut diberikan karena Jokowi menggagas ide Revolusi Mental, yang dianggap mampu mengatasi permasalahan pendidikan di Indonesia.

"Kami melihat program Revolusi Mental yang digagas Jokowi-JK dapat meningkatkan kualitas universitas dalam negeri, hingga mencapai standar internasional," kata koordinator Alumni Universitas Inggris Raya Karel Sinaga saat mendeklarasikan dukungan di Posko Pemenangan JKW4P, Jalan Cemara, Menteng, Jakarta, Rabu (25/6/2014).

Karel yang mengaku sudah mempelajari konsep Revolusi Mental Jokowi-JK itu mengatakan, melalui konsep tersebut, Jokowi-JK akan menyempurnakan program Kartu Indonesia Pintar (KIP). Sehingga dapat dirasakan manfaatnya oleh seluruh lapisan rakyat Indonesia tanpa diskriminasi.

Selain itu, kata Karel, kerjasama pendidikan dengan negara maju juga akan ditingkatkan melalui jalur diplomasi G to G (government to government), Sehingga diharapkan dapat memfasilitasi pendidikan ke luar negeri, seperti pertukaran mahasiswa dan kemudahan visa belajar.

"Jokowi-JK juga berkomitmen melakukan pemerataan teknologi informasi ke seluruh daerah," ucapnya.

Sebagai bentuk dukungan konkret, Karel mengaku pihaknya mempunyai anggota sekitar 3 ribu orang, yang semuanya merupakan warga Indonesia alumni seluruh universitas di Inggris Raya. "Mereka semua yang sudah lulus dan mempunyai keahlian di bidang masing-masing."

Deklarator lain, Subhan Aksa, menambahkan pihaknya siap mengkampanyekan pasangan Jokowi-JK. Berbagai program pasangan capres nomor urut 2 itu, juga telah disosialisasikan kepada para alumnus Universitas Inggris Raya lain, yang tersebar di seluruh Indonesia.

"Kita sosialisasikan, terutaman program Jokowi-JK di bidang pendidikan. Sangat tepat dan diyakini akan membawa pembaruan revolusioner. Karena program itu, Alumni Inggris Raya berketetapan hati mendukung pasangan ini," ujar Subhan. (Yus) -

See more at: http://indonesia-baru.liputan6.com/read/2068741/kepincut-revolusi-mental-alumni-inggris-raya-dukung-jokowi-jk#sthash.hozukSfg.dpuf

Berita 1000 Karyawan PT. Kiani Milik Prabowo di Berita Satu dot Com di-hack-kah ?

Kami mendapat informasi bahwa salah satu link berita di Portal BeritaSatu.com telah mengalami gangguan (red: di-hack) link berita itu terkait berita tentang 1.000 Buruh PT. Kiani Kertas Tuntut Perusahaan Bayar Tunggakan Gaji. Berita ini kalau di mesin pencarian Google.com tercatat di-publish kurang lebih 21 Jam yang lalu dari kami menelusuri linknya.
Tercatat 21 Jam yang lalu

Ketika saya buka link maka muncul pemberitahuan "Maaf, halaman yang anda cari tidak ditemukan", Link lengkapnya: http://www.beritasatu.com/nasional/192385-1000-buruh-pt-kiani-kertas-tuntut-perusahaan-bayar-tunggakan-gaji.html
Link Gagal diakses padahal masih 21 Jam yang lalu di-Publish

Lalu kami coba telusuri versi mobilenya dari link diatas, ternyata yang tampil kosong dengan Tanggal publikasi berita yang double yaitu tanggal 25 Juni 2014 dan tanggal 01 Januari 1970, seperti ada pengaburan dari tanggal publikasi berita tersebut. Teknik ini seperti teknik deface yang mengubah isi berita dengan konten yang lain.
Tertulis Rabu, 25 Juni 2014 namun diisi berita terisi Kamis, 01 Januari 1970 

Selanjutnya kami coba melihat kolom komentar, ternyata komentar terakhir yang sempat ditulis ternyata 3 jam yang lalu ketika kami buat screenshoot, berarti proses perubahan dilakukan kurang lebih tiga jam yang lalu dari kami buat screenshoot via HP. Jadi ada waktu yang cukup cepat untuk menghapus atau menghilangkan isi berita dari link tersebut diatas.
Tercatat komentator terakhir oleh Milan Fc yaitu 3 jam yang lalu
Sebenarnya berita ini menjadikan kami penasaran apa isinya, lalu kami dengan beberapa kata kunci sesuai nama link-nya di mesin pencarian Google.com, ada beberapa berita yang mungkin sama isinya karena beritanya tertulis pada tanggal yang hampir bersamaan, sebagai berikut:

http://ekonomi.kompasiana.com/bisnis/2014/06/25/prabowo-dan-kebocoran-di-ptkiani-kertas-669134.html

http://www.kaskus.co.id/thread/53a9add69e7404802e8b45f6/1000-buruh-pt-kiani-kertas-tuntut-perusahaan-bayar-tunggakan-gaji/1

dan ada berita yang serupa
http://radiogwp.com/pt-kiani-keluarkan-dana-26-miliar-untuk-bayar-tunggakan-gaji-karyawan/

Kami menduga ada penghilangan Link berita di Portal BeritaSatu.com, apakah ini resmi dari pihak BeritaSatu.com atau ada upaya Hacking / Deface seperti yang kami duga dari link berita tersebut. Berikut kurang lebih isi berita yang hilang yang ada kemiripan kata kunci yang diambil dari Kaskus tanggal 25 Juni 2014.

1.000 Buruh PT Kiani Kertas Tuntut Perusahaan Bayar Tunggakan Gaji 

Jakarta - Lebih dari 1.000 buruh perusahaan PT. Kiani Kertas di Berau, Kalimantan Timur dijadwalkan melakukan aksi unjuk rasa ke kantor Pemkab Berau untuk meminta aparat pemerintahan menindak perusahaan yang dimiliki calon presiden Prabowo Subianto itu untuk membayar utang gaji lima bulan yang belum dibayarkan.

Ketua DPC SBSI Kabupaten Berau, Suyadi, mengatakan bahwa aksi unjuk rasa dibatalkan karena pihak perusahaan kembali akan melakukan pembayaran gaji.

"Kita batalkan dulu aksi karena perusahaan janji gaji akan dibayar sebagian. Memang berulang kali seperti itu, ketika kita aksi, maka akan dibayar sebulan," kata Suyadi saat dihubungi dari Jakarta, Selasa (24/6).

Ditunggaknya pembayaran gaji karyawan itu sudah dimulai sejak Agustus tahun lalu. Pembayarannya seret sehingga kini perusahaan bubur kertas terbesar di Asia itu sudah menunggak lima bulan gaji ke karyawan. Rata-rata gaji karyawan Rp 5 juta perbulan, sebagai rasio gaji terendah.

Tadinya, para buruh hendak melakukan aksi untuk menyampaikan desakan ke Pemkab agar memanggil pemilik perusahaan untuk membayar upah buruh. Sebab, kata Suyadi, sampai hari ini buruh tak pernah bertemu pemilik, yang selalu diwakili manajemen perusahaan.

"Dan kepada kami disampaikan selama ini bahwa ini karena kondisi keuangan perusahaan yang dipicu perusahaan tak ada kegiatan. Memang per bulan Agustus tahun lalu sudah tak ada kegiatan pabrik," jelas Suyadi. Dan memang, kata Suyadi, masalah itu dipicu keputusan pemilik dan manajemen yang mengkondisikan perusahaan tak dioperasikan. Para karyawan mengetahui jelas bahwa mesin-mesin masih normal dan ribuan hektar kayu gamalina dan akasia untuk bahan kertas sudah siap namun tak dipanen.

Karena itu juga, kata Suyadi, sebenarnya bukan hanya karyawan yang dirugikan oleh keputusan sepihak pemilik dan manajemen perusahaan menghentikan operasi. Namun juga ribuan warga yang sudah terlanjur menanami lahannya dengan kedua pohon itu.

Sejak dahulu, jelas Suyadi, warga diarahkan menanami lahannya dengan kedua jenis pohon itu dengan harapan dipasok ke PT. Kiani Kertas. Saat masih belum dikelola Prabowo sebagai pemilik, perusahaan itu secara luar biasa bermanfaat bagi rakyat dan berhasil meningkatkan taraf ekonomi di Berau.

"Setelah dipegang pemilik sekarang, justru jadi krisis. Sering macet dan sering perusahaan tak jalan," imbuhnya.

Buruh dan warga sebenarnya tak diam melihat situasi itu. Kata Suyadi, pihaknya sempat mengajukan proses pailit ke kantor kejaksaan setempat agar perusahaan bisa dioperasikan pemilih baru.

"Tapi dia (pihak Prabowo) tak mau mempailitkan karena perusahaannya memang sebenarnya tak merugi. Informasi yang kami terima, perusahaan banyak utang sebesar Rp 7 triliun. Setelah diaudit, nilai usaha itu Rp 3,5 triliun," bebernya.

"Ada beberapa investor mau beli, tapi perusahaan tak berkenan. Ada yang mau beli Rp 5 triliun, tapi kan masih kurang untuk membayari utang. Mungkin itu alasan masih dipertahankan."

Terlepas dari itu, Suyadi menekankan kondisi berlarut-larut dan tak jelas itu merugikan ribuan karyawan beserta keluarga mereka yang nasibnya digantung. Di luar itu, ribuan masyarakat sekitar yang terlanjur menanami lahannya dengan pohon akasia dan gamalina juga rugi besar.

"Karena kayu itu cuma bisa dijual ke Kiani Kertas. Tak bisa dibuat untuk yang lain," imbuhnya.


Dari kompasiana pada 25 Juni 2014. Kami pun ingin tahu ke-valid-an informasi ini dari pihak BeritaSatu.com.


Prabowo dan ‘Kebocoran’ di PT.Kiani Kertas?


Kembali, lebih dari 1000 orang karyawan PT. Kiani Kertas (Kertas Nusantara) dijadwalkan akan demo di depan kantor pemkab Berau Kalimantan Timur karena tunggakan gaji yang tidak diterima karyawan selama lebih dari 5 bulan. Pembayaran ini sudah ditunggak sejak bulan Agustus tahun lalu, karena kondisi keuangan perusahaan kertas terbesar di Asia tersebut dalam kondisi kritis.

Ada apa dengan PT. Kiani Kertas? Bukankah dulu perusahaan ini berkibar dan sangat menguntungkan? Mengapa kini dalam kondisi terengah-engah? Salah kelola seperti apa? Apa ada yang bocor?

Menurut Suyadi, Ketua DPC SBSI Berau Kaltim, sebelum diambil alih oleh Prabowo, kondisi PT. Kiani sangat sehat. Pabrik berjalan dengan baik, karyawan sejahtera, penduduk sekitar yang memiliki pohon diuntungkan juga dengan menyuplai ke PT. Kiani Kertas. Sebelum diambil alih oleh Prabowo, perusahaan itu sangat bermanfaat bagi masyarakat sekitar dan berhasil meningkatkan taraf perekonomian di Berau.

Tetapi sekarang, walupun mesin-mesin masih baik, suplai kayu sudah ada (dari masyarakat sekitar yang menanam pohon kayu di HTI), tetapi mengapa justru produksi dihentikan?

Pengambil Alihan PT. Kiani Kertas dari Bob Hassan ke Prabowo.

Dulu perusahaan ini merupakan perusahaan milik Bob Hassan. Perusahaan ini diambil alih oleh BPPN terkait penyelesaian hutang Bank Umum Nasional milik Bob Hassan senilai Rp 8,9 Trilyun. Berarti dalam hitungannya ketika itu tentu nilai PT. Kiani Kertas senilai Rp 8,9 Trilyun.

Tahun 2002, BPPN menawarkan kepada perusahaan milik Prabowo Subianto, PT. Voyala,  yang kemudian membeli semua saham PT. Kiani senilai Rp 7,1 Trilyun. Dari nilai tersebut, US$ 230 juta (sekitar Rp 2,3 Trilyun) merupakan kredit dari Bank Mandiri. Tetapi kemudian PT. Kiani terjerat dalam kredit macet tidak mampu membayar hutangnya ke Bank Mandiri.

Pada tahun 2005, Prabowo dipanggil oleh Kejagung sebagai saksi penyaluran kredit dari Bank Mandiri  ke PT. Kiani Kertas, karena ada temuan dari Kejagung dan BPK terdapat perbuatan melawan hukum dalam penyaluran kredit Rp 1,89 Trilyun yang berpotensi menimbulkan kerugian negara. Tetapi tahun 2011, kasus ini di SP3kan oleh Kejagung.

Penyelamat Prabowo dalam masalah kredit macet PT. Kiani Kertas adalah Hasyim Joyohadikusumo, yang pada tahun 2007 menyetorkan uang ke Bank Mandiri senilai US$ 50 juta, sehingga PT. Kiani bisa melakukan restrukturisasi hutang.

Pada tahun 2011, PT. Kiani digugat pailit ke PN Jakpus karena tidak mampu membayar hutang dengan no register perkara 31/Pailit/2011/PN Niaga Jakpus.

PT.Kiani lolos dari gugatan pailit setelah 89% atau 120 kreditur dari 143 setuju memberikan perpanjangan masa pembayaran hutang. Keputusan ini diambil dari rapat pemungutan suara yang diadakan untuk memutuskan atau menolak proposal perpanjangan hutang oleh  perusahaan milik Prabowo tersebut. Perpanjangan masa pembayaran terhitung mulai 2013, selama 15 tahun untuk kreditur separatis dan 20 tahun untuk kreditur konkuren.

Data kurator kepailitan menunjukkan bahwa hutang perusahaan terdiri dari:

1. Rp 7,94 Trilyun kepada kreditur separatis (kreditur utama atau pemegang jaminan kebendaan atau asset, prioritas mendapatkan pembayaran penjualatan kepailitan).

2. Rp 5,6 Trilyun kepada kreditur konkuren yang diakui.

3. Rp 734 milyar kepada kreditur konkuren yang diakui sementara.

Yang mengherankan, ternyata Prabowo meminjam kepada asing. Jadi kreditur separatis senilai Rp 7,94 Trilyun itu adalah JP Morgan Europe Ltd, Credit Suisse International, Boshendal Investment Ltd, Langass Offshore Inc. Lah, ini sami mawon donk, dimana letak nasionalismenya?

Tidak semua kreditur menyetujui proposal perpanjangan hutang tersebut. Salah satunya adalah Allied Ever Investmen Ltd, yang menyatakan bahwa proposal dibuat sederhana. Padahal hutang yang dibuat oleh PT. Kiani Kertas ini dulu Rp 14,3 Trilyun. Kuasa hukumnya menyatakan: ‘Banyak hal yang seharusnya diperiksa dan dipelajari. Apalagi laporan keuangan mereka juga tidak diaudit. Yang diaudit baru disampaikan kemarin.’

Dana yang dipinjam memang sangat besar sekali. Nilainya trilyunan rupiah. Jika perusahaan tetap sekarat, cashflow perusahaan untuk bergerak tidak ada, bukankah penzaliman namanya terhadap karyawan yang ada beserta masyarakat sekitar yang menumpukan hidupnya dengan keberadaan perusahaan ini? Kemana larinya hasil produksi dulu yang sempat sangat baik?

Dan kini, perusahaan itu masih berdarah-darah. Apakah Prabowo tidak berminat menutup kebocoran disini dengan serius pembenahan manajemen di PT. Kiani Kertas alias Kertas Nusantara ini?
Ya sudah gitu aja. Salam Kompasiana!