Pendidikan Karakter Bangsa

Pendidikan adalah bagian membangun Karakter Bangsa.

Jokowi Bertemu Siswa SMP Disabilitas

Pelajar Disabilitas perlu diberi semangat, kesempatan, peluang dan pengembangan diri sehingga bisa Mandiri dan Berprestasi. Jokowi - JK untuk Kemandirian Bangsa.

Jokowi Bertemu Dengan Siswa PAUD dan TK

Pendidikan Usia Dini yang aman, nyaman dan menyenangkan akan menjadi modal utama dalam membentuk pribadi yang utuh, yaitu keseimbangan lahir, batin dan ruhiyah. Inilah awal pembangunan Karakter Bangsa.

Jokowi

Pemimpinan adalah ketegasan tanpa ragu.

Dekat dan Bimbing Generasi Muda

Beri Tauladan yang baik agar terbentuk Mental yang Tangguh. Jokowi Untuk Pendidikan Indonesia

Jokowi di Taman Siswa

Taman Siswa adalah cikal bakal pengembangan pendidikan di Indonesia.

JKW4P JK4WP 2014

Siap wujudkan Indonesia Hebat!

Jul 15, 2014

Sulap Bekas Pembuangan Sampah Jadi Sekolah Menyenangkan

Saat titian karier sebagai dokter sudah mulai nyaman, dr Irina Amongpradja lebih memilih mengurusi anak-anak pemulung di sekitarnya. Sekolah Kita, payung teduh pendidikan yang dia dirikan, kini menjadi sandaran anak-anak telantar yang ingin mengecap manisnya menuntut ilmu.
----------
M HILMI SETIAWAN, Bekasi
----------
HARI pertama tahun pelajaran baru kemarin (14/7) berubah menjadi pesta ulang tahun sederhana. Memang bukan hari yang persis bagi perempuan yang akrab disapa Ina itu merayakan ulang tahun ke-56. Perempuan kelahiran Bandung tersebut berulang tahun tiap 12 Juli.

"Tidak apa-apa terlambat sedikit. Ini kan hari pertama sekolah. Kemarin masih libur," kata dokter alumnus Universitas Padjadjaran (Unpad) Bandung tersebut. Para siswa dari SD hingga SMP silih berganti menampilkan karyanya khusus bagi pendiri Sekolah Kami itu. Diawali paduan suara anak-anak kelas II SD dan kemudian disusul kakak kelasnya yang kelas IV.

Ina tampak tidak kuasa menahan haru. Ketika para siswa kelas IV membawakan lagu Kunang-Kunang, matanya mulai berkaca-kaca. Air matanya tumpah saat anak-anak SD lainnya membawakan puisi pendek. "Bunda Ina terima kasih. Berkat kamu, kami bisa sekolah"

Kemarin seluruh siswa yang berjumlah hampir seratus anak itu berkumpul di pendapa utama. Gedung berukuran sekitar 10 x 10 meter persegi tersebut sekaligus menjadi tempat latihan bermain angklung. Itu adalah bangunan terbesar di sekolah yang menempati lahan seluas 3.000 meter persegi tersebut.

Di Sekolah Kami tak ada seragam atau tas anyar di tahun pelajaran baru. Baju tetap lusuh. Mereka juga tak wajib mengenakan sepatu. Pakai sandal jepit juga boleh.

Ina mengatakan, sistem kelas di tempatnya berbeda dengan sekolah-sekolah pada umumnya. Kelas dibuat sedemikian rupa berdasar mata pelajaran utama. Ruang kelas yang terbuat semipermanen itu terdiri atas kelas matematika, IPA, IPS, dan sebagainya. Dengan demikian, anak dari jenjang kelas mana pun, jika waktunya belajar matematika, akan masuk ke kelas itu. "Dengan skema ini, kata Ina, siswa tidak bosan dengan ruang kelas yang itu-itu saja."

Ina menceritakan kisah hidupnya dari seorang dokter hingga menjadi pendiri sekolah swadana tersebut. Dia mengingat lagi momen wisuda dan sumpah profesi dokter pada 1984. Ketika itu sumpah profesi diiringi lagu Bagimu Negeri. "Syair lagu Bagimu Negeri itu benar-benar terngiang terus. Ini (menjadi guru dan pendiri sekolah, Red) wujud pengabdian saya kepada negeri," urainya.

Ibu Farah dan Fahmi itu mengatakan, setelah lulus dari Unpad, dirinya bekerja menjadi dokter umum dengan status PNS. Ina pernah ditugaskan ke beberapa daerah, termasuk di wilayah Timor Timur (kini Timor Leste) sebelum berpisah dengan Indonesia.

Setelah berkecimpung lama di dunia medis, Ina mencoba mencari makna kebahagiaan sesungguhnya. Menurut keyakinannya, kebahagiaan tidak bisa semata-mata diukur dari uang. Bahagia ada di hati dan tak terbeli.

Dalam pencariannya itu, Ina beberapa kali blusukan ke kantong-kantong pemulung. Perempuan yang tinggal di kawasan Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, tersebut mendapati banyak anak pemulung yang tidak bersekolah. Mereka berada di lingkaran kemiskinan.

Banyak di antara anak-anak itu yang lahir dari keluarga tanpa buku nikah karena tidak tercatat di kantor urusan agama (KUA). "Jadi, kalau ada bapaknya yang bosan atau bermasalah, ditinggal kabur begitu saja. Selain itu, ada yang satu saudara hingga lima orang," paparnya.

Melihat kondisi tersebut, akhirnya pada 2001 Ina memutuskan untuk membuat wadah pendidikan bagi anak-anak pemulung dan miskin lainnya. Awalnya pembelajaran dilakukan di dalam Barak Transito Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi di Jakarta Timur.

Selang beberapa tahun kemudian, mereka berpindah tempat belajar ke gedung bekas Suku Dinas Pendidikan Menengah dan Tinggi Jakarta Timur. Tetapi, tidak lama kemudian, mereka diusir dengan halus karena gedung itu akan dipakai untuk Sanggar Kegiatan Belajar (SKB) Jakarta Timur.

Akhirnya Ina memutuskan harus menyewa lahan sendiri. Dia menyiasati mahalnya sewa bangunan di Jakarta dengan menyewa lahan yang sebelumnya dipakai untuk tempat pembuangan sampah sekaligus kantong permukiman pemulung.

Lokasinya dekat sekali dengan jalan tol Bekasi Barat. Jika ditarik dari Kuningan, salah satu pusat bisnis di Jakarta, jaraknya sekitar 20 km. Ina sempat menunjukkan lokasi awal pendirian Sekolah Kami yang penuh sampah.

Setelah dipermak habis, pada 2007 lahan itu bisa dipakai. Jika dilihat dari atas, sekolah tersebut diapit pusat pembuangan sampah dan permukiman kumuh pemulung. Menurut Ina, permukiman itu sebenarnya sehat, tetapi levelnya rendah. Masyarakat yang tinggal di situ harus beradaptasi dengan segala jenis penyakit di dalamnya.

Memilih lokasi di pusat pembuangan sampah juga memiliki banyak keuntungan. Yakni, anak-anak pemulung di sekitarnya mudah menjangkau Sekolah Kami. Sekolah ini berkapasitas 150 siswa untuk jenjang SD dan SMP.

Sistem kelembagaannya mirip dengan PKBM (pusat kegiatan belajar masyarakat). Namun, jelas Ina, Sekolah Kami tidak mengikuti regulasi pendaftaran ini dan itu. Sekolahnya berdiri begitu saja sampai saat ini.

Ketika menjelang ada ujian nasional, anak-anak di kelas VI SD disiapkan ikut ujian paket A. Sedangkan siswa di kelas III SMP disiapkan mengikuti ujian paket B. Meskipun sekolahnya tidak terdaftar, terang Ina, anak-anaknya tetap berhak mendapatkan ijazah. "Sekarang yang berijazah saja susah mencari kerja, apalagi yang tidak berijazah," tuturnya.

Ina mengatakan, anak-anak pemulung harus keluar dari keluarga yang umumnya buta aksara. Melalui sekolah dengan sistem belajar yang menyenangkan, ujar Ina, anak-anak bisa mudah mengikuti pelajaran membaca dan menulis.

Kepada siswanya juga ditekankan pembentukan karakter. Dia juga mengajarkan penanaman karakter dengan cara berbeda. Anak mantan atase militer di Rusia almarhum Mayjen Agus Amongpradja itu mencontohkan penanaman Pancasila. "Kami tidak memulainya dengan hafalan. Sila pertama Ketuhanan yang Maha Esa, bla..bla..bla"," kata dia.

Sebaliknya, pembelajaran Pancasila dimulai dengan praktik. Contohnya, ketika itu ada rombongan murid dari sekolah internasional yang umumnya warga negara asing. Ina menjelaskan kepada anak didiknya bahwa tamu mereka tersebut datang dari latar belakang agama berbeda-beda. "Tetapi, kita tetap berkawan kan dengan mereka. Meskipun beda, mereka tidak jahat kan. Itulah makna dari Pancasila," jelasnya.

Selama mendampingi anak-anak belajar bersama delapan guru lainnya, Ina mendapatkan banyak pelajaran berharga. Seperti keluh kesah yang disampaikan para siswanya. Misalnya ketika dia dicurhati salah seorang murid perempuan. Saat itu, kepada Ina, si murid mengeluhkan sikap ayahnya. Si murid memiliki tabungan dari hasil bermain angklung bersama teman-temannya di Sekolah Kami. Uang di tabungannya saat itu sekitar Rp3 jutaan.

Ina mengisahkan, uang tabungan tersebut tidak boleh diutak-atik, termasuk oleh orang tua, karena untuk biaya melanjutkan pendidikan ke SMA sederajat. Namun, si bapak sedang kalap dan mengancam menarik anaknya dari Sekolah Kami. "Bapak itu bersedia tidak menarik asalkan diperbolehkan menggunakan uang dalam tabungan anaknya," jelas Ina.

Kondisinya sangat dilematis. Sebab, ayah si murid itu pernah meminjam uang tabungan anaknya, tetapi tidak kunjung mengembalikan. Ina khawatir anak didiknya tersebut kebingungan untuk menyiapkan uang ketika masuk SMA nanti. Dengan beberapa negosiasi, akhirnya si ayah tidak jadi memakai uang anaknya itu.

Ina mengatakan sangat bersyukur ketika ada lulusan Sekolah Kami berhasil keluar dari lingkaran kemiskinan. Misalnya, ada mantan anak didiknya yang bisa mandiri dengan membuka bengkel atau tempat jahit. Perlahan-lahan mereka bisa keluar dari jurang kemiskinan. (*/c9/sof/ce2)

sumber : http://www.sumeks.co.id/hn/19682-sulap-bekas-pembuangan-sampah-jadi-sekolah-menyenangkan

Jul 6, 2014

Pesantren Ramadan dan Pendidikan Karakter

SELAMA bulan Ramadan, sekolah atau madrasah di semua jenjang menyelenggarakan pesantren Ramadan. Meskipun pada tahun pelajaran 2014/2015, hari pertama masuk sudah memasuki minggu kedua dalam bulan Ramadan, sekolah atau madrasah tetap menyelenggarakan pesantren Ramadan, hanya saja jenis kegiatannya menyesuaikan. Kegiatan ini dimaksudkan agar peserta didik lebih mendalami agama Islam sekaligus
mempraktikkannya.

Pesantren Ramadan di sekolah atau madrasah ini, sebenarnya mendukung pendidikan karakter yang dicanangkan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dan Kementerian Agama. Adapun nilai-nilai karakter dalam pesantren ramadan adalah;

Pertama, nilai karakter religius. Yakni melatih siswa taat melaksanakan ajaran agama Islam dengan baik. Setiap hari sebelum pelajaran dimulai siswa membaca Alquran bersama-sama. Selain itu pada waktu istirahat siswa melaksanakan salat dhuha dan salat zuhur berjamaah. Bahkan tidak sedikit siswa melaksanakan salat asar berjamaah di sekolah.

Kedua, nilai karakter jujur. Puasa yang dilakukan siswa adalah bentuk karakter jujur. Ada guru atau orang yang mengawasi maupun tidak, setiap siswa harus berpuasa. Dengan kata lain yang mengetahui siswa berpuasa atau tidak adalah dirinya sendiri dan Allah SWT. Harapannya sikap jujur tersebut dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Contohnya siswa mengikuti ujian dengan jujur tanpa mencontek.

Ketiga, nilai karakter mandiri. Sikap kemandirian siswa dimulai dari perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi. Ketiga tahapan tersebut dalam koordinasi dengan Guru Pendidikan Agama Islam dan Pembina Rohis. Sehingga karakter mandiri tersebut bermanfaat saat nanti siswa melanjutkan ke bangku kuliah dan di masyarakat.

Keempat, nilai karakter kerja keras. Seringkali adanya ibadah puasa menurunkan semangat belajar atau kerja seseorang. Kondisi tersebut tidak berlaku bagi siswa SMA Negeri 3 Semarang untuk menyemarakkan kegiatan Ramadan di sekolah. Mulai dari tadarus Alquran, penanaman Pendidikan Karakter dan Budaya Bangsa, salat dhuha, salat dzuhur dan asar berjamaah, peringatan Nuzulul Quran, kajian Islam, salat Jumat, zakat fitrah, lomba Islami, dan gebyar amal. Adanya berbagai kegiatan tersebut dalam bulan ramadan secara tidak langsung menanamkan kerja keras dalam kehidupan sehari-hari.

Kelima, nilai karakter toleransi. Kegiatan pesantren Ramadan menanamkan kepada siswa agar toleransi dengan orang lain yang berbeda pendapat maupun agama. Perbedaan pendapat dalam kajian Islam atau pembelajaran di kelas adalah rahmatal lil ‘alamin yang harus dihormati. Selain itu dengan siswa yang beragama lain, harus menghormati dengan memberikan kesempatan untuk menjalankan ibadah.

Keenam, nilai karakter disiplin. Pesantren ramadan menanamkan kepada siswa agar terbiasa disiplin dalam aktifitas sehari-hari. Berpuasa bukan sebagai argumen pembenaran untuk datang terlambat baik di sekolah maupun di kelas. Begitu juga dalam pengumpulan tugas, siswa mengumpulkan sesuai dengan deadline yang disepakati sebelumnya.

Ketujuh, nilai karakter menghargai prestasi. Melalui perlombaan yang bernuansa Islami dalam pesantren ramadan, setidaknya nilai karakter menghargai prestasi dapat diterapkan. Siapa pun yang menjadi pemenangnya harus diterima dan diberi apresiasi, sedangkan bagi peserta kalah menerima dengan lapang dada.

Kedelapan, nilai karakter gemar membaca. Setidaknya dengan membiasakan membaca Alquran setiap mengawali pelajaran setiap hari, siswa terbiasa gemar membaca. Tidak hanya membaca Alquran tetapi juga membaca pengetahuan Islam dan umum. Aktivitas membaca awal merupakan jendela cakrawala dunia.

Kesembilan, nilai karakter kreatif. Pelaksanaan pesantren Ramadan di SMA Negeri 3 Semarang tidak hanya monoton yang sifatnya ubudiyyah, tetapi juga penampilan seni Islam. Setidaknya dengan adanya penammpilan seni Islam dalam peringatan Nuzulul Quran, siswa yang mengikuti tidak bosan. Kondisi tersebut secara tidak langsung mengajarkan kepada siswa bahwa Islam sangat kaya terhadap khazanah dan budaya Islam. Selain itu juga siswa diajak nonton film Islami. Setelah nonton film tersebut, siswa menggali hikmah yang dapat diambil hubungannya dengan ajaran Islam.

Kesepuluh, nilai karakter demokratis. Dalam pembahasan perencanaan pelaksanaan pesantren Ramadan, panitia menampung semua aspirasi siswa. Aspirasi siswa tersebut disalurkan melalui rapat panitia pesantren Ramadan. Masing-masing siswa mempunyai hak dan kewajiban yang sama dalam mengeluarkan pendapat. Hasil kesepakatan dalam musyawarah panitia, semua siswa dapat menerima hasilnya.

Kesebelas, nilai karakter rasa ingin tahu. Melalui kajian Islam dalam pesantren Ramadan, siswa belajar lebih tentang materi keislaman sebagai pengayaan Pendidikan Agama Islam. Dalam kesempatan tersebut, siswa diberi kesempatan untuk bertanya tentang berbagai hal tentang materi keislaman.

Kedua belas, nilai karakter cinta damai. Ajaran Islam adalah rahmatan lil alamin (rahmat untuk seluruh alam semesta). Apabila ada masalah, musyawarah menjadi solusinya. Materi tersebut untuk membekali dan membentengi siswa dari aliran-aliran yang menyimpang dari ajaran Islam.

Ketiga belas, nilai karakter peduli lingkungan. Dalam kegiatan pesantren Ramadan, siswa ditekankan untuk peduli lingkungan yakni membuang sampah pada tempatnya sesuai kategori organik dan organik. Keempat belas, nilai karakter peduli sosial. Bentuk kegiatan yang dilakukan pengumpulan infak serta zakat fitrah dalam pesantren
Ramadan. Hasil zakat fitrah disalurkan untuk membantu siswa maupun masyarakat membutuhkan.

Dari keempat belas karakter tersebut menunjukkan kegiatan pesantren Ramadan adalah positif. Sekarang tergantung siswanya, ikhlas mengikuti kegiatan tersebut atau karena keterpaksaan?

HERY NUGROHO
Guru PAI dan Budi Pekerti SMAN 3 Semarang (hyk)

Sumber : http://ramadan.sindonews.com/read/880149/69/pesantren-ramadan-dan-pendidikan-karakter

Jul 5, 2014

Jokowi-JK Unggul Lagi Di Debat Terakhir


Capres dan cawapres nomor urut 2 Jokowi-Jusuf Kalla kembali unggul di media sosial saat mereka melakukan debat capres terakhir di Hotel Bidakara, Jakarta, Sabtu (5/7) malam.  

Hal itu dibuktikan dengan tampilnya hastag #Jokowi9Juli sebagai trending topic teratas di jejaring sosial Twitter hingga acara debat berakhir.  

Hastag “Jokowi9Juli” bahkan mengalahkan hastag “Pilih_No1 PrabowoHatta” yang berada di urutan kedua setelah kabarnya mendapat sokongan dari robot.

Peneliti muda dari Populis Institute David Krisna Alka menilai, keunggulan Jokowi di media sosial itu dimungkinkan, sebab dalam debat yang terdiri dari enam sesi itu, baik Jokowi maupun Jusuf Kalla tampil prima dan percaya diri.

“Keduanya tampak sangat menguasai masalah, terutama soal hutan lindung dan hutan produktif yang memang dikuasai Jokowi yang berlatar belakang pendidikan kehutanan,” kata David kepada wartawan di Jakarta, Sabtu (5/7) malam.

Menurut David, publik, terutama netizen semakin bersimpati kepada Jokowi-Jusuf Kalla terutama setelah Hatta Rajasa melakukan kesalahan fatal saat bertanya tentang piala Adipura kepada Jokowi-JK.

Dalam debat itu, Hatta menyebut Adipura dengan Kalpataru.

Selain itu, Hatta juga melakukan kesalahan fatal, sebab ketika moderator memberikan kesempatan kepadanya untuk menanggapi pertanyaan Jokowi yang belum dijawab tuntas justru Hatta malah balik bertanya, dan moderator tidak memberikan kesempatan kepada Jokowi untuk menjawab, sebab memang bukan porsinya bagi Jokowi-JK untuk menjawab.

David juga menduga dalam debat tersebut, Prabowo-Hatta tampaknya memaksakan diri untuk balas dendam atas kekalahan dalam debat sebelumnya, sehingga di babak terakhir, keduanya membuka pertanyaan dengan kata-kata “setujukah bapak …”

Pertanyaan itu, menurut David, mengandung harapan agar Jokowi-JK sependapat dengan Prabowo-Hatta sehingga posisinya 1-1.

David memberikan apresiasi kepada moderator Rektor Universitas Diponegoro Prof. Sudharto P Hadi, PhD, yang disebutnya sangat tegas dan patuh pada aturan main.[L-8]

Sumber : http://www.suarapembaruan.com/home/jokowi-jk-unggul-lagi-di-debat-terakhir/58995

Netizen Dukung Jokowi-JK di Debat Pamungkas

Debat pamungkas antara pasangan capres-cawapres Prabowo Subianto-Hatta Rajasa dan Joko Widodo-Jusuf Kalla (Jokowi-JK) mendapat perhatian serius netizen (pengguna aktif internet). Mereka pun mengapresiasi dalam bentuk hashtag atau tagar dukungan dan percakapan selama debat yang berlangsung di Hotel Bidakara, Jakarta, malam tadi.

"Untuk Prabowo-Hatta ada beberapa hashtag, seperti #Pilih_No1_PrabowoHatta, #PilihPrabowo dan #PrabowoHatta. Sementara hashtag untuk Jokowi-JK antara lain #Jokowi9Juli, #Salam2jari dan #AkhirnyaMilihJokowi," kata pendiri PoliticaWave Yose Rizal dalam keterangan tertulis yang diterima Liputan6.com, Minggu (6/7/2014) dini hari.

Ia menambahkan. "Serta ada beberapa hashtag umum seperti #DebatCapres, #DebatCapresFinal dan #DebatCapresCawapres. Pada debat capres kali ini hanya #Jokowi9Juli yang berhasil menduduki peringkat pertama Trending Topic Worldwide dan #Pilih_No1_PrabowoHatta di peringkat ketiga Trending Topic Worldwide."

Yose menjelaskan, beberapa topik dalam debat berhasil mendapatkan respons besar dari netizen dan masuk menjadi Trending Topic Worldwide, yaitu Dukung PrabowoHatta Atau JokowiJK, Mungkin Bapak, Kalpataru, Pertanyaan Bapak, Yakin Pilih Prabowo, One Map Policy.

Segmen 1

Dia memaparkan pula, pada segmen 1 ada beberapa topik dari Prabowo-Hatta yang menarik perhatian netizen, yaitu Kedaulatan Pangan, Sustainable Development, Kualitas Udara dan Kualitas Tanah.

"Sementara beberapa topik dari Jokowi-JK yaitu Konversi Gas, Bukan Pidato, Listrik Padam dan Kebutuhan Pokok. Total percakapan tentang Prabowo-Hatta sebesar 603 percakapan dan Jokowi-JK sebesar 2.249 percakapan. Ada 439 netizen yang melakukan percakapan tentang Prabowo-Hatta dan 1.335 netizen yang melakukan percakapan tentang Jokowi-JK. Net Sentimen (Margin percakapan positif dan negatif) Prabowo-Hatta sebesar 245 dan Jokowi-JK sebesar 1.473," urai Yose.

Segmen 2

Pada segmen 2 topik dari Prabowo-Hatta adalah 2 Juta Hektar, Pupuk Majemuk, Kehilangan Lahan dan Intensifikasi Lahan. Dari Jokowi-JK yang menarik perhatian netizen adalah Niat dan Kemauan, Pasar, Negara Agraris, Nilai Tambah dan Pasca Panen. Total percakapan tentang Prabowo-Hatta sebesar 845 dan Jokowi-JK sebesar 2.937 . Ada 558 netizen yang melakukan  percakapan tentang Prabowo-Hatta dan 1.742 netizen yang melakukan percakapan tentang Jokowi-JK. Net Sentimen Prabowo-Hatta sebesar 411 dan Jokowi-JK sebesar 1.799.

Segmen 3

Pada segmen 3, beberapa topik dari Prabowo-Hatta yang menarik perhatian netizen adalah Energi Terbarukan, Renegosiasi, Sumur Tua, Kerusakan Lingkungan dan Daya Dukung. Beberapa topik yang menarik dari Jokowi-JK adalah Energi Terbarukan, Energi Melimpah dan Teknologi. Total percakapan tentang Prabowo-Hatta sebesar 7.215 dan Jokowi-JK sebesar 24.188.Ada 3.853 netizen yang melakukan percakapan tentang Prabowo-Hatta dan 11.932 netizen yang melakukan percakapan tentang Jokowi-JK. Net Sentimen Prabowo-Hatta sebesar 4.335 dan Jokowi-JK 19.555.

Segmen 4

Pada segmen 4, beberapa topik menarik tentang Prabowo-Hatta adalah Menolak Impor, Masyarakat Asing dan Diversifikasi Teknologi. Sementara beberapa topik dari Jokowi-JK adalah Kerusakan Lingkungan, Pak Prabowo Salah Baca dan Kyoto Protocol. Jumlah percakapan tentang Prabowo-Hatta sebesar 2.218 dan Jokowi-JK sebesar 5.504.Ada 1.302 netizen yang melakukan percakapan tentang Prabowo-Hatta dan 2.870 netizen yang melakukan percakapan tentang Jokowi-JK. Net Sentimen Prabowo-Hatta sebesar 1.231 dan Jokowi-JK sebesar 4.516.

Segmen 5

Pada segmen 5, beberapa topik dari Prabowo-Hatta adalah Koperasi, Saya Setuju dengan Pak Jokowi, Tidak ada Maling dan Jual Beli Suara. Beberapa topik dari Jokowi-JK adalah Kalpataru, Adipura, Pertanyaan Keliru dan Green City. Total percakapan tentang Prabowo-Hatta sebesar 8.524 dan Jokowi-JK sebesar 19.803.Ada 5.103 netizen yang melakukan  percakapan tentang Prabowo-Hatta dan 10.615 netizen yang melakukan percakapan tentang Jokowi-JK. Net Sentimen Prabowo-Hatta sebesar 4.333 dan Jokowi-JK sebesar 12.686.

Segmen 6

Pada segmen 6, beberapa topik dari Prabowo-Hatta adalah Penegak Hukum dan Koalisi Merah Putih. Sementara topik dari Jokowi-JK adalah Konstitusi, Salam 2 Jari, Koalisi Tanpa Syarat dan Perubahan. Jumlah percakapan tentang Prabowo-Hatta sebesar 3.179 dan Jokowi-JK sebesar 9.616.Ada 2.209 netizen yang melakukan  percakapan tentang Prabowo-Hatta dan 5.334 netizen yang melakukan percakapan tentang Jokowi-JK. Net Sentimen Prabowo-Hatta sebesar 1.097 dan Jokowi-JK sebesar 6.692.

"Secara keseluruhan debat dari 6 segmen, total percakapan tentang Prabowo-Hatta sebesar 22.584 dan Jokowi-JK sebesar 64.297. Net Sentimen Prabowo-Hatta sebesar 11.652 dan Jokowi-JK sebesar 46.721. Netizen mendukung pasangan Jokowi-JK di semua segmen pada Debat Capres yang terakhir," pungkas Yose Rizal.

- See more at: http://indonesia-baru.liputan6.com/read/2073748/netizen-dukung-jokowi-jk-di-debat-pamungkas

Closing Statement Capres Jokowi pada Debat Terakhir


Bapak, Ibu, Saudara-Saudara Sekalian Sebangsa, dan Setanah Air.

Kita tahu semuanya, Negara kita Indonesia mempunyai masalah yang banyak, mempunyai problem yang banyak ... tapi memang kita meyakini bahwa setiap problem itu pasti ada jalan keluarnya, setiap problem itu pasti ada solusinya karena kita punya Pakar... Pakar yang ahli dibidang itu...

Tapi memang ada yang selalu menghalangi dan itulah yang harus kita kerjakan adalah kelompok-kelompok kepentingan tadi,... ya Mafia tadi...

Oleh sebab itu Jokowi-JK sejak awal menyatakan...

Kerjasama koalisi Tanpa Syarat,
Kami ingin hadir untuk membawa Perubahan !
Kami ingin hadir untuk membawa Terobosan !
Kami ingin hadir untuk membawa Langkah - Langkah yang Nyata !

Terimakasih kami sampaikan kepada seluruh Kader, kepada suluruh Relawan, kepada seluruh Rakyat Indonesia yang sudah bekerja keras untuk sebuah cita-cita bersama kita ...

Dan ingin saya tegaskan sekali lagi bahwa kami lahir, dibesarkan, dididik dan bekerja di Indonesia, Kami seutuhnya Indonesia !

Dan juga perlu kami tegaskan bahwa Jokowi-JK hanya tunduk pada konstitusi Indonesia dan.. Kehendak Rakyat, dan Kami Jokowi-JK selalu setia kepada Negara Republik Indonesia

Mari bersama kita berdoa...

Raabbanaa aatina fid-dunyaa hasanatan wa fil-aakhirati hasanatan wa qinaa 'adzaaban-naar

(red: Ya Allah, ya Tuhan kami, berikanlah kepada kami kebaikan di dunia dan akhirat, dan peliharalah kami dari siksa neraka.)

Wassalamua’alaikum Warrohmatullohi Wabarokatuh...

Salam 2 Jari

Jul 3, 2014

Seri Revolusi Mental : Peran Pemuda dan Revolusi Mental


Sejarah mencatat bahwa pemuda merupakan inisiator banyak peristiwa penting yang menentukan nasib bangsa Indonesia. Pergerakan Budi Utomo (1908), Sumpah Pemuda (1928), proklamasi kemerdekaan (1945), sampai dengan pergerakan mahasiswa untuk reformasi (1998).adalah deretan peristiwa penting yang digawangi oleh pemuda. Sampai-sampai Bung Karno mengucapkan “Beri Aku 10 Pemuda, Akan Kuguncang Dunia”.

Tak terkecuali pada pemilu kali ini, peran penting pemuda pun terus berlanjut untuk mengawal bangsa ini, bukan dalam bentuk demontrasi atau perang namun dalam bentuk partisipasi dalam pemilu 2014. Suara pemuda akan menentukan profile pemerintah di masa datang. Melalui profile pemerintah yang bagus maka akan tercipta kebijakan yang melahirkan kondisi ekonomi yang baik pula. Oleh karena itu, sebagai pemuda kita tidak boleh apatis, karena pemilu kali ini adalah momen bagi Indoensia untuk bangkit.

Peran pemuda penting tersebut bukan karena kebetulan namun didasari alasan sebagai berikut:

Yang pertama, pemuda itu sebagai agen perubahan (change maker). Suara pemuda punya pengaruh yang signifikan di pemilu kali ini. Dari segi jumlah, menurut Center for Election and Political Party Universitas Indonesia (UI) bahwa sekitar 53 juta adalah pemilih muda (usia 17-29 tahun) yang terdaftar sebagai pemilih atau 20-30%nya. Suara yang signifikan tersebut akan menentukan profile pemerintahan kedepan. So, jika menginginkan perubahan maka suara pemuda harus aktif mengawal pemilu.

Yang kedua, selain dari jumlah, pemuda juga dicirikan dengan golongan yang rasional, aktif dan kritis. Mereka adalah generasi yang melek informasi sehingga pilihan pemuda didasari oleh banyak informasi. Pilihan golongan ini akan mencerminkan pilihan yang rasional yang nantinya akan menghasilkan pemimpin yang ideal pula.

Yang ketiga, tahun 2025-2030 adalah tahun puncak Indonesia mendapatkan bonus demografi. Bonus demografi dicirikan dengan jumlah usia produktif yg lebih besar dibanding usia tua. Kondisi tersebut bisa menjadi bonus maupun bencana bagi Indonesia. Divsatu sisi bonus demografi bisa meningkatkan angka produktifitas namun disisi lain angkatan muda yang banyak energi namun minim keahlian akan menyebabkan pengangguran usia produktif, yang akhirnya bisa menimbulkan kerawanan sosial.

Kondisi di atas sangat tergantung kebijakan oleh pemerintah dan peran masyarakat. Oleh karena itu, profile pemerintah yang terpilih nanti harus mempunyai visi-misi dan track record untuk menjadikan momentum ini benar-benar menjadi bonus bagi Indonesia. Di situlah peran suara pemuda, pemilu kali ini pemuda punya peran untuk selektif memilih pemimpin yang mempunyai kemampuan untuk menjadikan momentum bonus demografi menjadi berkah bagi bangsa ini.

Tidak boleh terlambat, persiapan itu harus dimulai sekarang karena karena usia 15 tahun saat ini maka pada tahun 2030 akan berusia 30 tahun (usia produktif). Jadi investasi Sumber daya manusia saat ini akan dipanen pada tahun 2030 (periode puncak bonus demografi). Karena pentingnya persiapan tersebut, maka kebijakan 5 tahun mendatang akan  berpengaruh dalam jangka panjang bagi Negara ini.

Untuk menjawab momentum ini, terdapat ide menarik yakni revolusi mental. Program ini akan membangun character bulding dengan merubah mind-set dari bangsa mental buruh menjadi mental yang tahan banting.
Program ini diinisiasi Jokowi dan bertujuan untuk peningkatan taraf hidup rakyat melalui pendidikan dan memberikan semangat agar rakyat berusaha. Dari segi ekonomi, hal ini akan memberikan dampak meningkatkan nilai produktifitas suatu bangsa dan akhirnya akan meningkatkan nilai produksi disuatu bangsa. Tercatat bahwa, suatu bangsa yang maju akan mempunyai nilai produktifitas yang lebih tinggi. Jika kondisi ini tercapai maka memberikan efek berantai, tingginya produktifas akan meningkatkan pendapatan perkapita nasional. Peningkatan ini merupakan ciri sebagai negara maju.

Intinya, diperlukan program segar dan pemimpin yang visioner untuk menahkodai bangsa ini supaya bisa tinggal landas. (Isman Anshori - pasca sarjana ilmu ekonomi FE-UI, relawan Generasi Optimis. Twitter: @isman_a)

Sumber : http://www.tribunnews.com/nasional/2014/07/02/seri-revolusi-mental-6-peran-pemuda-dan-revolusi-mental

Seri Revolusi Mental : Kita adalah Harapan


“Buta yang terburuk adalah buta politik, dia tidak mendengar, tidak berbicara, dan tidak berpartisipasi dalam peristiwa politik. Dia tidak tahu bahwa biaya hidup, harga kacang, harga ikan, harga tepung, biaya sewa, harga sepatu dan obat, semua tergantung pada keputusan politik. Orang yang buta politik begitu bodoh sehingga dia bangga dan membusungkan dadanya mengatakan bahwa dia membenci politik. Si dungu tidak tahu bahwa dari kebodohan politiknya lahir pelacur, anak terlantar, dan pencuri terburuk dari semua pencuri, politisi buruk, rusaknya perusahaan nasional dan multinasional” – Bertolt Brecht

Wajah perpolitikan negeri sudah sedemikian suram. Partai politik yang seyogyanya memperjuangkan aspirasi rakyat, malah sebaliknya justru mempertontonkan perilaku politik yang kurang elok. Apapun dilakukan untuk memperoleh dukungan. Masa bodoh yang penting ambisi kekuasaan tercapai.

Janji–janji manis calon pemimpin pada saat kampanye sunggulah menggugah. Walaupun pada akhirnya, janji tinggal janji. Tidak ada perubahan yang dirasakan untuk menjadi lebih baik. Rakyat dibohongi, termakan janji politisi pemberi harapan palsu. Omong kosong yang nyaring bunyinya.

Rakyat Indonesia sungguh mendambakan sosok pemimpin tulus yang mampu mewujudkan harapan atas kesejahteraan. Kita butuh seorang sosok yang bisa menjadi teladan dan mampu menerobos kebuntuan politik selama ini. Rakyat ingin pemimpin baru yang mampu mengembalikan kepercayaan rakyat pada proses politik.

Saya rasa mungkin sekarang saat yang tepat. Pemilihan presiden sudah di depan mata. Sebentar lagi Indonesia mempunyai presiden yang baru. Kali ini menarik. Calon presiden saling membenturkan kepalanya, head to head. Mari kita pilih calon yang terbaik diantara dua yang ada.

Pilih sosok yang dianggap mampu mewujudkan mimpi kita terhadap Indonesia. Pilih orang yang sudah terbukti kinerjanya, karena presiden bukan ajang coba-coba berhadiah. Jangan pilih calon presiden yang masih berbau-bau politik kelam masa lalu. Kita butuh pemimpin yang segar, harapan baru. Untuk Indonesia Baru.

Saya tidak memilih untuk diam dan mendiamkan. Dan dengan sadar saya mendukung Jokowi sebagai presiden republik yang saya cintai ini. Bagi saya, beliau memang yang terbaik.
Untuk itu, mungkin saya perlu sedikit bercerita …

Solo Karir
Segar dalam ingatan, sekitar pertengahan tahun 2011 yang lalu, ketika masih menjadi mahasiswa semester 4, saya berkesempatan melakukan Studi Lapangan ke Solo untuk meninjau langsung pengembangan perkotaan di sana. Dosen saya mengatakan bahwa Walikota Solo saat itu menggunakan pendekatan manusiawi dalam melakukan penataan kota. Atau dalam istilah perkotaan disebut “Urban Humanism”, sebuah kota yang manusiawi. Seketika saya  penasaran, siapa gerangan disana yang oleh banyak  orang disebut sebagai Walikota cerdas.

Siapa lagi kalo bukan Joko Widodo alias Jokowi. Beliau berhasil membuat kota Solo menjadi sebuah kota yang nyaman sebagai tempat tinggal, sekaligus menarik untuk dijadikan tempat wisata. Dengan pendekatan manusiawi, beberapa program yang dilaksanakan seperti, penataan Pedagang Kaki Lima (PKL), revitalisasi ruang publik, pembenahan transportasi publik, penataan pasar, reformasi birokrasi dan banyak lagi program  lainnya. Warga Solo merespon dengan suka cita, terbukti pada pemilihan walikota periode kedua, beliau mendapat suara signifikan mencapai 90%, tanpa perlu menebar  atribut  kampanye. Sungguh Jokowi pemimpin yang dicintai warganya.

Semua hal baik yang dilakukan di Solo itu hanya bisa dilakukan oleh pemimpin yang mempunyai niat tulus untuk memimpin dan membawa daerahnya menjadi lebih baik. Inilah fakta yang ada pada diri Jokowi. Lantas, sejak saat itu, saya tertarik pada sosok nyentrik ini. Namanya selalu melekat dalam ingatan.
Program terobosan yang paling yahud bisa jadi mengenai metode “makan siang” untuk memindahkan 989 PKL ke Pasar Klithikan tanpa ada konflik sedikitpun. Padahal di tempat lain, hampir setiap ada relokasi muncul konfilk, hampir pasti ada air mata yang tumpah. Petugas Satpol PP mencopot lapak PKL dengan paksa, kemudian para PKL tidak terima, melakukan perlawanan sampai baku pukul dan hal-hal pemberontakan lainnya.

Tapi di Solo beda. Jokowi sebagai walikota mengajak para PKL makan siang sebanyak 54 kali. Kemudian, dengan perlahan diberi pengertian terkait dengan relokasi. Dibicarakan terkait relokasi yang akan memperindah wajah kota dan menguntungkan dari segi ekonomi.

Ternyata ampuh terbukti, bahwa bicara dengan hati, diterima juga oleh hati. Para pedagang membongkar sendiri lapak dagangannya, kemudian membuat parade arak-arakan PKL menuju lokasi PKL yang baru. Jokowi langsung yang memimpin arak-arakannya. Pedagang merayakan relokasi dengan suka cita. Sebuah pemandangan yang aneh tak biasa. Index of Happiness warga Solo meningkat. Semua senang dan bahkan dengan bangga melakukan relokasi. Pendekatan manusiawi yang bahkan sesederhana ini jarang kita temui pada pemerintah daerah lain.

Dari sini bisa terlihat bahwa Jokowi memang pemimpin yang revolusioner, kaya akan ide, menerobos cara-cara khas penguasa birokrat yang kaku. Beliau paham betul mengambil hati rakyat kecil. Jokowi melakukan pendekatan yang membuat rakyat nyaman. Hanya makan siang. Masyarakat merasa dimanusiakan, merasa dihargai. Diajak diskusi sambil makan siang santai bersama pemimpinnya. Kelihatan sederhana namun dampaknya jelas, timbul kepercayaan yang kuat.  Kepercayaan rakyat kepada pemimpin untuk membawanya ke kehidupan yang lebih baik. Bukankah memang begini seharusnya?

Jokowi memang selalu menempatkan posisinya sebagai seorang pelayan rakyat. Jokowi menganggap rakyat sebagai investor. Mungkin karena Jokowi sudah biasa bergelut di dunia usaha, beliau menggunakan naluri kewirausahaannya dalam memimpin kota. Jokowi menganggap bahwa rakyat adalah investornya, dan dirinya hanya kebetulan diberi amanah oleh rakyat sebagai pemimpin. Oleh karena itu, rakyat harus didengar, diberi perhatian, dihargai dan bahkan dimanjakan. Semua yang dilakukan semata-mata untuk mewujudkan keinginan rakyat atas kesejahteraan. Begitulah kira-kira.

Inilah faktanya. Kerja keras Jokowi bukan omong kosong. Keberhasilannya memimpin Solo tidak hanya diakui oleh warga Solo, namun hingga dunia internasional. Buktinya, situs worldmayor.com menobatkan beliau sebagai peringkat ketiga Walikota terbaik di dunia tahun 2012. Bersaing dengan Walikota Bilbao, Spanyol, Inaki Azkuna, dan Wali Kota Perth, Australia, Lisa Scaffidi. Sungguh Jokowi memang Walikota yang hebat.

Harapan Rakyat
Berhasil di Solo, kemudian rakyat menantang Jokowi untuk menyelesaikan permasalahan kota yang jauh lebih besar. DKI Jakarta. Jokowi dipandang mampu mengurai masalah Jakarta yang sudah sedemikian kompleks. Warga Jakarta menunjuk Jokowi sebagai pemimpin, beliau memenangkan pilkada dengan suara yang fantastis dan menjadi orang nomer satu di Ibukota republik ini mengalahkan gubernur petahana Fauzi Bowo.

Sulit rasanya kita bayangkan, seseorang dari kalangan biasa berwatak Jawa bekas tukang kayu -wajah kampungan, bisa menjadi orang nomer satu di kota metropolitan dengan segala hiruk pikuk kerasnya wajah kota. Inilah orang ndeso yang memimpin pasukan perang meredam keserakahan para kaum kapitalis ibukota.

 “Biar wajah saya kampungan, yang penting otaknya internasional,” kata Jokowi berkelakar.
Diakui atau tidak, hal ini menjadi fenomena menggembirakan di negeri kita. Jokowi menebar harapan. Orang-orang yang dulunya pesimis akan kondisi negeri, perlahan menengok dan memandang kearah Jokowi dengan penuh harapan. Mereka mendekat, memberi tepuk tangan dan menyalami Jokowi. Inilah kegembiraan politik. Rakyat menjadi getol politik. Di pasar, di warung kopi hingga ke sudut-sudut gang terpencil, semua sumringah atas kehadiran sosok pembaharuan ini. Politik menjadi familiar. Politik tidak lagi menakutkan. Politik kembali menjadi milik rakyat, bukan hanya milik pejabat, apalagi pengusaha kaya raya.
Jokowi menyalakan lilin harapan perubahan di antara cerita suram negeri ini.

Yang tak kalah menariknya, Jokowi mempopulerkan lagi istilah “blusukan”.  Beliau mengaku sering menghabiskan waktunya hanya 2 jam di kantor, selebihnya lebih senang langsung turun ke lapangan. Beliau berulang kali mengatakan bahwa permasalahan rakyat tidak bisa hanya diselesaikan dari ruangan ber-AC, namun lebih baik berpanas-panasan turun ke lapangan melihat permasalahan, memutuskan tindakan cepat dan berani mengambil resiko. Prinsip Jokowi, seorang pemimpin harus bersentuhan dengan rakyat, harus berkeringat bareng rakyat, setiap hari.

“Semua ini hanya masalah niat atau tidak niat, mau atau tidak mau!” Jokowi
Tak bisa dipungkiri, metode blusukan inilah yang lantas melambungkan nama Jokowi di berbagai media. Puja dan puji meluncur deras dari berbagai kalangan masyarakat.

Ini baru namanya pemimpin. Ini pemimpin yang kita butuhkan. Pemimpin merakyat. Kata seseorang di warung kopi.

Lantas, atas kinerjanya sebagai Gubernur Jakarta, belum genap 2 tahun, lagi-lagi, Jokowi dihadapkan pada sebuah tugas rakyat. Kali ini diberi tugas yang sangat berat. Tidak hanya lingkup kota atau provinsi. Masyarakat Indonesia menginginkan Jokowi sebagai Presiden Republik Indonesia. Mengurusi 250 jutaan rakyat yang bosan dengan retorika politisi yang hanya pintar membual, namun minim tindakan.

Awalnya Jokowi terkesan ragu-ragu. Meskipun survei elektabilitas selalu mendapat perolehan teratas –di saat tokoh-tokoh lain sudah berlomba menjual citra pada publik demi meraup simpati rakyat. Jokowi mengaku belum memikirkan sampai sejauh itu. Beliau mengatakan hanya berfokus pada permasalahan Jakarta, menyelesaikan macet dan banjir yang semakin keterlaluan.

Saya kira, dalam konteks kehidupan berdemokrasi, apa yang beliau katakan pada saat itu sangatlah masuk akal. Beliau berpikir realistis. Biar bagaimanapun juga beliau adalah seorang kader biasa partai. Bukan ketua umum partai yang notabene mempunyai kesempatan yang lebih mungkin untuk meraih posisi calon RI-1. Jadi, Jokowi tidak bisa seenak jidat mencalonkan diri dengan menggunakan kekuatan partai untuk semata-mata mengejar ambisi menjadi Presiden. Semuanya harus melalui mekanisme partai tempat beliau bernaung.
Dari sini, saya lihat Jokowi yang konsisten. Beliau membiarkan rakyat yang menilai. Tugas sebagai Gubernur Jakarta dikerjakannya sebaik mungkin. Wacana copras-capres tidak mempengaruhi  fokusnya  menyelesaikan macet dan banjir Jakarta.

Saya percaya, pemimpin yang baik bukan dia yang berambisi menjadi pemimpin, namun justru orang  yang tidak berambisi dan hanya menyerahkan semua pada keputusan banyak orang. Pemimpin akan siap jika ditugaskan. Karena menjadi pemimpin rakyat adalah sebuah pengabdian, bukan semata-mata mengejar jabatan. (Made Bhela Sanji Buana, Alumni PWK UGM, relawan Generasi Optimis. Twitter: @madebhela)

Sumber : http://www.tribunnews.com/nasional/2014/07/02/seri-revolusi-mental-7-kita-adalah-harapan

Seri Revolusi Mental : Empati Menumbuhkan Optimisme Bangsa


Kemajuan sebuah negara bukan terletak pada kekayaan alamnya.

Indonesia masa kini didera berbagai masalah, baik sosial maupun ekonomi, yang datang bertubi-tubi seakan tanpa henti. Ini diperparah dengan kehadiran negara yang minim. Ini membuat sebagian dari kita menjadi galau, bahkan frustasi. Apa yang bisa dilakukan oleh bangsa ini menghadapi situasi tersebut?

Mari kita melihat ke dalam diri bangsa ini. Indonesia dikenal memiliki kekayaan alam berupa bahan-bahan tambang dan mineral yang begitu banyak dan beragam. Tanahnya yang subur dan berada di iklim tropis membuat kita dianugerahi berbagai macam kekayaan hayati. Keragaman budaya dari berbagai suku di Indonesia pun telah diakui sebagai yang paling kaya di dunia. Namun kekayaan ini belum bisa dikonversi menjadi kesejahteraan yang berkeadilan bagi rakyatnya.

Di sisi lain, negara-negara lain yang tidak memiliki kekayaan alam justru bisa terus maju. Korea Selatan dan Singapura misalnya. Ini mengindikasikan bahwa kemajuan sebuah negara bukan terletak pada kekayaan alamnya. Jika melihat bagaimana kedua negara tersebut membangun dirinya, akan didapati bahwa aspek manusia menjadi penentu. Lebih detail, penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi menjadi faktor kuncinya.
Pertanyaannya, apakah bangsa Indonesia telah memiliki manusia yang cukup berkualitas? Secara individu, orang Indonesia tidak kalah hebat dibandingkan dengan mereka yang berasal dari bangsa-bangsa yang telah maju. Bahkan, beberapa ilmuwan Indonesia laris manis dikontrak oleh negara-negara tersebut. Sebagai contoh, negara Jepang banyak memperkerjakan pemuda Indonesia untuk menjalankan riset-riset berteknologi tinggi.

Lalu mengapa Indonesia masih terpuruk? Salah satu jawabannya adalah, bangsa ini masih gagap dalam memberdayakan manusia-manusianya. Banyak ilmuwan harus pusing karena kekurangan dana, minimnya fasilitas, dan samarnya arah kebijakan iptek. Orang-orang baik dan pintar harus rela terlempar karena tidak diberikan ruang di dalam organisasi pemerintahan. Pengusaha-pengusaha nasional mesti berjibaku dengan raksasa-raksasa asing yang menyerbu tanpa pandang bulu. Sementara itu, inisiatif-inisiatif warga kian tergerus oleh kebijakan negara yang tidak ambil pusing dengan kepentingan rakyat kecil.

Di titik ini lah bangsa Indonesia harus mereorganisasi dirinya. Merapatkan barisan dan membangun visi bersama.  Tujuannya, agar rakyat berdaya secara kolektif, baik dalam sisi karakter maupun kapasitas pengetahuan dan teknologinya.

Namun perlu diperhatikan pula bahwa manusia-manusia Indonesia sangat beragam. Oleh karena itu, pengorganisasian tersebut harus ditumbuhkan di atas paradigma yang melihat keberagaman sebagai sebuah kekayaan agar kita bisa saling belajar, bukan sebagai ancaman.

Dengan demikian, Indonesia membutuhkan figur pemimpin yang mampu mengorkestrasi dinamika dan irama rakyatnya, bukan menyeragamkan nada yang disukainya. Pemimpin yang mampu merajut bangsa yang kuat dari keragaman kepentingan dan cita-cita rakyatnya. Pemimpin yang pintar mendengarkan dengan suara rakyat penuh empati, sehingga membangkitkan bangsa ini untuk bergerak bersama berbekal rasa saling percaya dan saling peduli. Jika demikian, maka rakyat Indonesia akan yakin dengan kemampuan dirinya, sehingga menumbuhkan harapan dan optimisme yang menjadi bahan bakar bagi kemajuan bangsa. (Ismail Al Anshori, Mahasiswa Program Magister Studi Pembangunan ITB)

Sumber : http://www.tribunnews.com/nasional/2014/06/27/seri-revolusi-mental-4-empati-menumbuhkan-optimisme-bangsa

Seri Revolusi Mental : Modal kita adalah Manusia

Dulu, mau tidak mau, orang harus bekerja untuk makan.

Zaman dahulu kala, ketika ilmu ekonomi belum berkembang, belum pula dikenal angka pengangguran. Dulu, mau tidak mau, orang harus bekerja untuk makan. Paling tidak, ia harus memungut makanan yang ada di hutan. Kalau tidak bekerja, ia akan mati. Jadi, bekerja adalah upaya bertahan hidup.

Barulah di masyarakat modern, manusia punya kemewahan untuk menganggur. Kebutuhan hidupnya dapat ditanggung orang-orang lain yang produktivitasnya melebihi konsumsi. Ada subsidi silang. Namun, bila tingkat pengangguran terlalu tinggi, ongkos kebutuhan hidup masyarakat akan terasa berat untuk ditanggung hanya mereka yang bekerja.

Seorang ekonom pernah mengatakan bahwa anak muda Indonesia tidak punya kemewahan untuk menganggur. Mereka harus bekerja untuk bertahan hidup. Akibatnya, di negara kita, sektor informal berkembang luas. Pedagang kaki lima menjamur di mana-mana. Itulah gambaran manusia-manusia yang berupaya bertahan hidup.

Dalam kondisi apapun, manusia adalah modal utama suatu bangsa. Sebodoh apapun manusia-manusia itu, mereka memiliki kemampuan untuk bekerja, untuk produktif, meski tingkat produktifitasnya rendah. Karena itu, mengatakan modal utama bangsa kita adalah kekayaan alam sesungguhnya keliru. Alam tidak akan membawa manfaat bilamana tidak melibatkan campur tangan manusia.

Sekarang, bayangkan bilamana manusia Indonesia pandai-pandai, sehat-sehat, pekerja keras, pantang menyerah. Produktivitas mereka akan tinggi sekali. Kerja mereka akan menghasilkan kekayaan yang melimpah bagi bangsa kita.

Ketika masih di era penjajahan, ada keraguan  soal kemampuan kita menjadi bangsa merdeka. Waktu itu, tingkat buta huruf di atas 95 persen. Kondisi kesehatan buruk sekali. Hanya segelintir anak negeri yang mengenyam pendidikan tinggi. Bagaimana bisa kita mengatur suatu negara yang rakyatnya bodoh-bodoh? Apakah kita memiliki cukup aparatur untuk mengelola negara seluas Nusantara?

Para pemimpin bangsa waktu itu tidak ambil pusing. Mereka optimis saja  bahwa kita akan mampu menjadi bangsa mandiri. Kenyataannya memang demikian. Kita berhasil tumbuh menjadi bangsa yang semakin lama semakin kuat dan sejahtera.

Di tahun 1950-an, ketika kondisi politik mulai stabil, pemerintah menasionalisasi perusahaan-perusahaan Belanda. Ketika itu, berdiri cikal bakal Pertamina. Kepada Ibnu Sutowo (Direktur Utama Pertamina waktu itu), Bung Hatta berpesan : Manfaatkan kekayaan minyak yang ada di tanah Nusantara untuk membiayai pendidikan dan kesehatan rakyat. Pertamina menjadi agen pembangunan yang bertugas mengubah kekayaan alam menjadi kekuatan sumberdaya manusia Nusantara.

Para proklamator sudah sadar, modal utama kita sesungguhnya adalah manusia. Karenanya, uang yang sedikit sekalipun langsung dimanfaatkan untuk mendidik dan menyehatkan anak bangsa. Di era tahun 50-an itu sekolah-sekolah dibangun. Bung Karno memimpin sendiri gerakan memberantas buta huruf. Di era itu pula universitas-universitas didirikan.

Di awal era Orde Baru, Indonesia mulai memiliki lulusan universitas dalam jumlah melimpah. Mereka itulah yang menjadi tulang punggung perkembangan ekonomi di era 70, 80 dan 90-an. Sayangnya, di era ini, salah satu bagian penting dalam pembangunan manusia produktif diabaikan. Mental bangsa rusak akibat rezim otoriter dan budaya korupsi. Manusia Indonesia menjelma menjadi penuh ketakutan, rakus, oportunis, penjilat, sadis dan sejenisnya. Manusia Indonesia tega memakan manusia Indonesia lainnya, saudara sebangsanya sendiri.

Mentalitas itulah yang harus kita rombak dengan Revolusi Mental. (Taufik Anwar  - mahasiswa Pascasarjana Studi Pembangunan, relawan Generasi Optimis)

Sumber : http://www.tribunnews.com/nasional/2014/06/26/seri-revolusi-mental-3-modal-kita-adalah-manusia

Jul 2, 2014

Masih Tentang Pendidikan Finlandia (3) : Tulisan Mahasiswa Indonesia Selama Di Finlandia

Dengan menjadi salah satu negara dengan sistem pendidikan yang terbaik di dunia, Finlandia berhasil membawa nama baik negaranya di berbagai bidang dimana pendidikan merupakan salah satu kunci utama dari kemajuan negara tersebut. Kesejahteraan bersama, kesetaraan di bidang gender, kemajuan di bidang teknologi dan informasi, dan rendahnya level korupsi, merupakan nilai-nilai terkuat negara Finlandia yang berada di belahan bumi utara, kawasan Skandinavia dan merupakan bagian dari Uni Eropa ini.

Pendidikan tingkat tinggi mempunyai peranan penting dalam lingkungan masyarakat Finlandia dalam hal ketenaga kerjaan, keilmuwan dan sistem inovasi nasional. Seiring dengan situasi meningkatnya jumlah tenaga kerja yang memasuki masa pensiun dan minimnya tenaga kerja yang memasuki usia efektif kerja, negara yang hanya berpenduduk sekitar 5 juta ini mempunyai target strategi untuk menambah mahasiswa internasional mencapai lebih dari 20.000 pada tahun 2015. Saat ini Finlandia mempunyai sekitar 14.000 mahasiswa internasional yang merangkap sekitar 2.2% dr jumlah pelajar.

Institusi pendidikan tingkat tinggi di Finlandia menawarkan berbagai program Sarjana hingga Doktoral dengan berbahasa pengantar inggris dalam dua opsi institusi, yaitu melalui Universitas dan Politeknik, atau dikenal juga sebagai University of Applied Science/UAS. Universitas merupakan institusi pendidikan yang mempromosikan bidang riset, keilmuwan, pembelajaran seni dan pendidikan untuk negara dan masyarakat, sedangkan University of Applied Science (UAS) merupakan institusi pendidikan yang memberikan penekanan terhadap bisnis setempat, industri dan sektor servis terutama di level regional. Universitas menawarkan sebagian besar program S2 dan S3 berbahasa pengantar inggris, sedangkan program S1 berbahasa pengantar inggris sebagian besar ditawarkan oleh University of Applied Science (UAS).

Terdapat 16 Universitas yang bekerja dibawah Kementrian Pendidikan dan Budaya Finlandia dimana listnya dapat dilihat disini. Sedangkan list dari 25 University of Applied Science di seluruh Finlandia dapat dilihat disini.

Merupakan kebijakan dari pemerintah setempat untuk menyediakan pendidikan gratis bagi semua pelajar dan mahasiswa di negara yang beriklim ekstrim di musim dingin ini. Selain terbebas dari tuition fee, institusi pendidikan tingkat tinggi juga sangat didukung oleh sistem fasilitas yang sangat memadai. Perpustakaan, internet, laboratorium, online learning platform, hanya merupakan sebagian dari fasilitas-fasilitas yang disediakan secara cuma-cuma untuk para mahasiswa dalam memperlancar studi mereka. Berbagai macam buku dapat diakses di berbagai perpusatakaan, baik perpustakaan institusi maupun kota, melalui sistem yang sangat baik dan efektif. Setiap jurusan program selalu mendapat akses laboratori yang lengkap dan mudah diakses, dan setiap institusi selalu mempunyai online learning platform dimana para mahasiswa dapat mengakses berbagai materi pelajaran kelas secara online.

Antusiasme mahasiswa setempat yang cukup tinggi kepada internasionalisasi dan didukung dengan kehidupan perkuliahan yang tidak pernah lepas dari pertukaran pelajar dari berbagai negara telah membuka atmosfir sosialisasi yang sangat luas bagi mahasiswa yang tengah menuntut ilmu di Finlandia. Uniknya, disaat yang sama negara yang juga dikenal sebagai ”Land of thousand lakes” ini juga memberikan sebuah atmosfir kesunyian, kedamaian dan ketenangan kepada para mahasiswa. Berbagai macam beasiswa pun ditawarkan untuk menarik minat para mahasiswa internasional dalam menuntut ilmu di negeri asal Nokia ini. Info lebih lengkapnya dapat dibaca disini.

Finlandia merupakan negara dimana sistem dapat bekerja dengan sangat baik, efektif dan efisien. Servis publik seperti perpustakaan, transportasi, polisi, pendidikan, kesehatan, perpajakan, perbankan, mempunyai infrastruktur yang dapat diandalkan. Dengan tata kota yang bagus, sistem pemerintahan yang efektif dan transparan, kualitas pendidikan yang merata, tersubsidi penuh, berperingkat internasional dan ditopang dengan fasilitas yang memadai, membuat Finlandia wajib untuk dijadikan bahan pertimbangan bagi para pelajar Indonesia yang tertarik untuk mengemban pendidikan berskala internasional dan berkualitas tinggi.


Posting by : Bimo Murti / 19.06.2012
Source : Study in Finland dan Finland's Ministry of Education and Culture
Also published in: Republika

Sumber : http://ppifinland-belajar.blogspot.com/2012/06/pendidikan-di-finlandia.html

Masih Tentang Pendidikan Finlandia (2) : Beberapa hal yang mungkin bisa ditiru


  1. Anak Finlandia tidak memulai sekolah sampai usia mereka 7 Thn. ( Bandingkan dengan para orangtua di Indonesia justru bangga anaknya sekolah pada usia dibawah usia 7 tahun. bahkan dengan beben pembelajaran yang berat.)
  2. Tidak di bebani Ujian dan PR, sampai menjelang usia mereka remaja.
  3. Anak-anak tidak diukur sama sekali selama enam tahun pertama pendidikan mereka. ( Pada sistem pendidikan kita , Murid SD sampai stress karena sering ditakuti Pihak sekolah, dengan seabreg Ujian, Padahal terkadang anak sering tidak diajar ). "The children are not measured at all for the first six years of their education."
  4. Hanya ada satu tes standar wajib di Finlandia, yang diambil ketika anak-anak berusia 16 Tahun. ( Bandingkan dengan sistem ujian ujian di SMP dan  SMA, Ditambah UN, bukan saja membuat Lembaga pendidikan tidak jujur, Anak hanya dihargai Otaknya saja, Minus bakat dan Minat,)
  5. Tidak ada Kelas Unggulan,semua kemampuan berada pada kelas yang sama. Dan terbukti akhirnya RSBI /RSI di indonesia oleh MK dicabut keberadaanya, karena akan tercipta kasta kasta baru dalam dunia pendidikan. "the-difference-between-weakest-and-strongest-students-is-the-smallest-in-the-world."
  6. Finlandia menghabiskan sekitar 30 persen lebih untuk biaya pendidikan  per siswa mengungguli  Amerika Serikat.
  7. 30 persen anak-anak menerima bantuan tambahan selama sembilan tahun pertama mereka sekolah.
  8. 66 persen siswa masuk ke perguruan tinggi.Dan tertinggi di erofa
  9. Nyaris semua siswa memilki kemampuan akademis yang merata
  10. Kelas sains maksimal 16 siswa sehingga mereka dapat melakukan eksperimen praktis dalam setiap kelas. "Science classes are capped at 16 students so that they may perform practical experiments in every class."
  11. 93 persen masyarakat Finlandia lulus dari SMA.bahkan17,5  peresen lebih tinggi dari AS .
  12. 43 persen dari Finlandia siswa sekolah menengah pergi ke sekolah kejuruan.
  13. Siswa SD mendapatkan 75 menit dari istirahat sehari di Finlandia dibandingkan rata-rata 27 menit di Amerika Serikat. "43 percent of Finnish high-school students go to vocational schools."
  14. Guru hanya menghabiskan 4 jam sehari di dalam kelas, dan mengambil 2 jam seminggu untuk “pengembangan profesional.”. Teachers only spend 4 hours a day in the classroom, and take 2 hours a week for “professional development.”
  15. Finlandia memiliki jumlah  guru sebanyak di  New York City, namun siswa jauh lebih sedikit. Dengan perbandingan 600.000 siswa di finlandia dengan 1,1 juta di NYC.


- See more at: http://esqsmartplus.com/mengapa-finlandia-memiliki-sistem-pendidikan-terbaik-di-dunia/#sthash.a8dJEbj4.dpuf

Masih Tentang Pendidikan Finlandia (1)


Mengejutkan. Ternyata negara yang paling oke tata kelola pendidikannya bukanlah Amerika Serikat, Jepang atau Jerman. Akan tetapi, kiblat pendidikan dunia saat ini mengarah ke negara Finlandia.

Amerika Serikat sendiri berada jauh dibawah level Finlandia, tepatnya di urutan ke-17. Lalu, dimana daya tariknya sistem pendidikan di Finlandia dengan negara-negara lainnya khususnya Indonesia? Jawabannya adalah di kemandirian siswa dan gurunya.

Di Finlandia kemandirian dalam mengikuti proses belajar mengajar itu tidak hanya dinikmati oleh guru-gurunya yang begitu dihormati tetapi juga ditularkan kepada para pelajar melalui berbagai kesempatan-kesempatan penting.

Salah satunya dimana setiap pelajar diberi otonomi khusus untuk menentukan jadwal ujiannya untuk mata pelajaran yang menurutnya sudah dia kuasai.

Sistem inilah yang dipertahankan oleh Finlandia hingga akhirnya berhasil mengantarkan negara ini berada pada posisi puncak sebagai negara yang paling berhasil mengelola pendidikan nasionalnya.

Fantastiknya, dalam evaluasi belajar, angka ketidak lulusan secara nasional tidak pernah melebihi 2 persen pertahunnya. Finlandia juga tidak mengenal istilah ujian semester apalagi ujian nasional layaknya ditanah air.

Evaluasi belajar secara nasional dilakukan tanpa ada intervensi pemerintah sekali pun. Karena setiap sekolah bahkan guru berkuasa penuh untuk menyusun kurikulumnya sendiri.

Jadi jangan pernah berhayal bahwa guru-guru di Finlandia disibukkan untuk mengejar terget-target tertentu karena di negeri ini guru selalu menyesuaikan bahan ajarnya dengan kebutuhan setiap pelajar.

Jadi, di Finlandia siapa pun presidennya dan menteri pendidikannya tidak akan berpengaruh signifikan terhadap masa depan pendidikan. Karena fungsi pemerintah dalam memajukan sektor pendidikan adalah dukungan finansial dan legalitas.

Mau bagaimana caranya, maka gurulah yang berwewenang atas itu karena guru dipandang sebagai sosok yang paling mengerti mau dimana wajah pendidikan Finlandia dibawa dimasa yang akan datang.

Sistem ini telah berdampak positif kepada pola cara mengajar guru yang tidak terlalu dipusingkan oleh hiruk pikuknya politik nasional negaranya.

Keseriusan negara Finlandia menyokong keberhasilan pendidikan nasionalnya dibuktikan dengan diterapkannya kebijakan gratis sekolah 12 tahun. Kerenkan?

Guru-guru Finlandia adalah lulusan terbaik setiap perguruan tinggi dan mereka harus masuk dalam kelompok 10 besar lulusan terbaik. Jika tidak, jangan pernah bermimpi jadi guru di negeri ini.

Itulah sebabnya guru-guru di Finlandia betul-betul berdedikasi tinggi. Gajinya besar dong? Tidak. Guru-guru Finlandia justru digaji dengan gaji secukupnya bahkan bisa dikatakan kurang memadai.

Tetapi gurunya begitu menikmati profesinya hal ini karena mayoritas masyarakat Finlandia begitu menghormati dan menghargai profesi seorang guru.

Di Finlandia hanya ada guru-guru dengan kualitas terbaik dengan pelatihan terbaik pula. Profesi guru sendiri adalah profesi yang sangat dihargai, meski gaji mereka tidaklah fantastis. Lulusan sekolah menengah terbaik biasanya justru mendaftar untuk dapat masuk di sekolah-sekolah pendidikan, dan hanya 1 dari 7 pelamar yang bisa diterima. Persaingannya lebih ketat daripada masuk ke fakultas hukum atau kedokteran!

Jika negara-negara lain percaya bahwa ujian dan evaluasi bagi siswa merupakan bagian yang sangat penting bagi kualitas pendidikan, Finlandia justru percaya bahwa ujian dan testing itulah yang menghancurkan tujuan belajar siswa. Terlalu banyak testing membuat kita cenderung mengajarkan kepada siswa untuk semata lolos dari ujian, ungkap seorang guru di Finlandia.

Pada usia 18 th siswa mengambil ujian untuk mengetahui kualifikasi mereka di perguruan tinggi dan dua pertiga lulusan melanjutkan ke perguruan tinggi.

Siswa diajar untuk mengevaluasi dirinya sendiri, bahkan sejak Pra-TK!
Ini membantu siswa belajar bertanggungjawab atas pekerjaan mereka sendiri, kata Sundstrom, kepala sekolah di SD Poikkilaakso, Finlandia.

Siswa didorong untuk bekerja secara independen dengan berusaha mencari sendiri informasi yang mereka butuhkan. Suasana sekolah sangat santai dan fleksibel. Adanya terlalu banyak komando hanya akan menghasilkan rasa tertekan, dan mengakibatkan suasana belajar menjadi tidak menyenangkan.

Kelompok siswa yang lambat mendapat dukungan intensif. Hal ini juga yang membuat Finlandia sukses.

Berdasarkan penemuan PISA, sekolah-sekolah di Finlandia sangat kecil perbedaan antara siswa yang berprestasi baik dan yang buruk dan merupakan yang terbaik menurut OECD. Remedial tidaklah dianggap sebagai tanda kegagalan tapi sebagai kesempatan untuk memperbaiki. Seorang guru yang bertugas menangani masalah belajar dan prilaku siswa membuat program individual bagi setiap siswa dengan penekanan tujuan-tujuan yang harus dicapai, umpamanya: Pertama, masuk kelas; kemudian datang tepat waktu; berikutnya, bawa buku, dlsb. Kalau mendapat PR siswa bahkan tidak perlu untuk menjawab dengan benar, yang penting mereka berusaha.

Para guru sangat menghindari kritik terhadap pekerjaan siswa mereka. Menurut mereka, jika kita mengatakan “Kamu salah” pada siswa, maka hal tersebut akan membuat siswa malu. Dan jika mereka malu maka ini akan menghambat mereka dalam belajar. Setiap siswa diperbolehkan melakukan kesalahan. Mereka hanya diminta membandingkan hasil mereka dengan nilai sebelumnya, dan tidak dengan siswa lainnya.

Setiap siswa diharapkan agar bangga terhadap dirinya masing-masing. Ranking hanya membuat guru memfokuskan diri pada segelintir siswa tertentu yang dianggap terbaik di kelasnya.

Sumber : http://esqsmartplus.com/mengapa-finlandia-memiliki-sistem-pendidikan-terbaik-di-dunia/

Jul 1, 2014

Finlandia : Rahasia Sukses Pendidikan Finlandia

FINLANDIA amat maju dalam dunia pendidikan justru karena didukung oleh hal-hal berikut ini:

  1. Setiap anak diwajibkan mempelajari bahasa Inggris serta wajib membaca satu buku setiap minggu.
  2. Sistem pendidikannya yang gratis sejak TK hingga tingkat universitas.
  3. Wajib belajar diterapkan kepada setiap anak sejak umur 7 tahun hingga 14 tahun.
  4. Selama masa pendidikan berlangsung, guru mendampingi proses belajar setiap siswa, khususnya mendampingi para siswa yang agak lamban atau lemah dalam hal belajar. Malah terhadap siswa yang lemah, sekolah menyiapkan guru bantu untuk mendampingi siswa tersebut serta kepada mereka diberikan les privat.
  5. Setiap guru wajib membuat evaluasi mengenai perkembangan belajar dari setiap siswa.
  6. Ada perhatian yang khusus terhadap siswa-siswa pada tahap sekolah dasar, karena bagi mereka, menyelesaikan atau mengatasi masalah belajar bagi anak umur sekitar 7 tahun adalah jauh lebih mudah daripada siswa yang telah berumur 14 tahun.
  7. Orang tua bebas memilih sekolah untuk anaknya, meskipun perbedaan mutu antar-sekolah amat sangat kecil.
  8. Semua fasilitas belajar-mengajar dibayar serta disiapkan oleh negara.
  9. Negara membayar biaya kurang lebih 200 ribu Euro per siswa untuk dapat menyelesaikan studinya hingga tingkat universitas
  10. Baik miskin maupun kaya semua siswa memiliki kesempatan yang sama untuk belajar serta meraih cita-citanya karena semua ditanggung oleh negara
  11. Pemerintah tidak segan-segan mengeluarkan dana demi peningkatan mutu pendidikan itu sendiri.
  12. Makan-minum di sekolah serta transportasi anak menuju ke sekolah semuanya ditangani oleh pemerintah.
  13. Biaya pendidkan datang dari pajak daerah, provinsi, serta dari tingkat nasional.
  14. Khusus mengenai para GURU: setiap guru menerima gaji rata-rata 3400 euro per bulan. Guru disiapkan bukan saja untuk menjadi seorang profesor atau pengajar, melainkan disiapkan juga khususnya untuk menjadi seorang ahli pendidikan. Makanya, untuk menjadi guru pada sekolah dasar atau TK saja, guru itu harus memiliki tingkat pendidikan universitas.


Inilah beberapa catatan mengenai RAHASIA atau filosofi KEBERHASILAN PENDIDIKAN DI FINLANDIA.

Sumber : http://sbelen.wordpress.com/2011/08/08/mengapa-mutu-pendidikan-finlandia-terbaik-di-dunia/

Finlandia : Pendidikan Terbaik di Dunia (2)


Lalu bagaimana dengan kebijakan pendidikan Indonesia jika dibandingkan dengan Finlandia?

1. Kita masih asyik memborbardir siswa dengan sekian banyak tes (ulangan harian, ulangan blok, ulangan mid-semester, ulangan umum / kenaikan kelas, dan ujian nasional). Finlandia menganut kebijakan mengurangi tes jadi sesedikit mungkin. Tak ada ujian nasional sampai siswa yang menyelesaikan pendidikan SMA mengikuti matriculation examination untuk masuk PT.

2. Kita masih getol menerapkan KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) sehingga siswa yang gagal tes harus mengikuti tes remidial dan masih ada tinggal kelas. Sebaliknya, Finlandia menganut kebijakan automatic promotion, naik kelas otomatis. Guru siap membantu siswa yang tertinggal sehingga semua naik kelas.

3. Kita masih berpikir bahwa PR amat penting untuk membiasakan siswa disiplin belajar. Bahkan, di sekolah tertentu, tiada hari tanpa PR. Sebaliknya, di Finlandia PR masih bisa ditolerir tapi maksimum hanya menyita waktu setengah jam waktu anak belajar di rumah.

4. Kita masih pusing meningkatkan kualifikasi guru SD agar setara dengan S1, di Finlandia semua guru harus tamatan S2.

5. Kita masih menerima calon guru yang lulus dengan nilai pas-pasan, sedangkan di Finlandia the best ten lulusan universitas yang diterima menjadi guru.

6. Kita masih sibuk memaksa guru membuat silabus dan RPP mengikuti model dari Pusat dan memaksa guru memakai buku pelajaran BSE (Buku Sekolah Elektronik), di Finlandia para guru bebas memilih bentuk atau model persiapan mengajar dan memilih metode serta buku pelajaran sesuai dengan pertimbangannya.

7. Hanya segelintir guru di tanah air yang membuat proses belajar-mengajar itu menyenangkan (learning is fun) melalui penerapan belajar aktif. Terbanyak guru masih getol mengajar satu arah dengan metode ceramah amat dominan. Sedangkan, di Finlandia terbanyak guru menciptakan suasana belajar yang menyenangkan melalui implementasi belajar aktif dan para siswa belajar dalam kelompok-kelompok kecil. Motivasi intrinsik siswa adalah kata kunci keberhasilan dalam belajar.

8. Di tanah air kita terseret arus mengkotak-kotakkan siswa dalam kelas reguler dan kelas anak pintar, kelas anak lamban berbahasa Indonesia dan kelas bilingual (bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar) dan membuat pengkastaan sekolah (sekolah berstandar nasional, sekolah nasional plus, sekolah berstandar internasional, sekolah negeri yang dianakemaskan dan sekolah swasta yang dianaktirikan). Sebaliknya di Finlandia, tidak ada pengkotakan siswa dan pengkastaan sekolah. Sekolah swasta mendapatkan besaran dana yang sama dengan sekolah negeri.

9. Di Indonesia bahasa Inggris wajib diajarkan sejak kelas I SMP, di Finlandia bahasa Inggris mulai diajarkan dari kelas III SD. Alasan kebijakan ini adalah memenangkan persaingan ekonomi di Eropa, membuka kesempatan kerja lebih luas bagi lulusan, mengembangkan wawasan menghargai keanekaragaman kultural.

10. Di Indonesia siswa-siswa kita ke sekolah sebanyak 220 hari dalam setahun (termasuk negara yang menerapkan jumlah hari belajar efektif dalam setahun yang tertinggi di dunia). Sebaliknya, siswa-siswa Finlandia ke sekolah hanya sebanyak 190 hari dalam satu tahun. Jumlah hari liburnya 30 hari lebih banyak daripada di Indonesia. Kita masih menganut pandangan bahwa semakin sering ke sekolah anak makin pintar, mereka malah berpandangan semakin banyak hari libur anak makin pintar.

Sumber : http://sbelen.wordpress.com/2011/08/08/mengapa-mutu-pendidikan-finlandia-terbaik-di-dunia/

Finlandia : Pendidikan Terbaik di Dunia (1)


Sistem pendidikan Finlandia adalah yang terbaik di dunia. Rekor prestasi belajar siswa yang terbaik di negara-negara OECD dan di dunia dalam membaca, matematika, dan sains dicapai para siswa Finlandia dalam tes PISA.  Amerika Serikat dan Eropa, seluruh dunia gempar.

Untuk tiap bayi yang lahir kepada keluarganya diberi maternity package yang berisi 3 buku bacaan untuk ibu, ayah, dan bayi itu sendiri. Alasannya, PAUD adalah tahap belajar pertama dan paling kritis dalam belajar sepanjang hayat. Sebesar 90% pertumbuhan otak terjadi pada usia balita dan 85% brain paths berkembang sebelum anak masuk SD (7 tahun).

Kegemaran membaca aktif didorong. Finlandia menerbitkan lebih banyak buku anak-anak daripada negeri mana pun di dunia. Guru diberi kebebasan melaksanakan kurikulum pemerintah, bebas memilih metode dan buku teks. Stasiun TV menyiarkan program berbahasa asing dengan teks terjemahan dalam bahasa Finish sehingga anak-anak bahkan membaca waktu nonton TV.

Pendidikan di sekolah berlangsung rileks dan masuk kelas siswa harus melepas sepatu, hanya berkaus kaki. Belajar aktif diterapkan guru yang semuanya tamatan S2 dan dipilih dari the best ten lulusan universitas. Orang merasa lebih terhormat jadi guru daripada jadi dokter atau insinyur. Frekuensi tes benar-benar dikurangi. Ujian nasional hanyalah Matriculation Examination  untuk masuk PT. Sekolah swasta mendapatkan dana sama besar dengan dana untuk sekolah negeri.

Sebesar 25% kenaikan pendapatan nasional Finlandia disumbangkan oleh meningkatnya mutu pendidikan. Dari negeri agraris yang tak terkenal kini Finlandia maju di bidang teknologi. Produk HP Nokia misalnya merajai pasar HP dunia. Itulah keajaiban pendidikan Finlandia.

Ada yang berpendapat,  keunggulan mutu pendidikan Finlandia itu tidak mengherankan karena negeri ini amat kecil dengan jumlah penduduk sekitar 5 juta jiwa,  penduduknya homogen,  dan negaranya sudah eksis sekian ratus tahun. Sebaliknya,  penduduk Indonesia lebih dari 220 juta jiwa, amat majemuk terdiri dari beragam suku, agama, budaya, dan latar belakang sosial. Indonesia baru merdeka 66 tahun.

Pendapat senada dikemukakan oleh tokoh-tokoh dan pemerhati pendidikan Amerika Serikat, Inggris, Prancis, Jepang,  dan negara-negara lain dibandingkan dengan negaranya. Yang paling malu AS karena unit cost anggaran pendidikannya jauh melebihi Finlandia tapi siswanya mencapai ranking 17 dan 24 dalam tes PISA, sedangkan siswa Shanghai China ranking 1, Finlandia 2, dan Korea Selatan 3. Soal siswa di Shanghai China juara masih diragukan karena belum menggambarkan keadaan mutu seluruh pendidikan China. Kalau Finlandia sebagai negara kecil bisa juara mengapa negara kecil yang sudah established seperti Islandia, Norwegia, New Zealand tak bisa?

Akhirnya semua mengakui bahwa sistem pendidikan Finlandia yang terbaik di dunia karena kebijakan-kebijakan pendidikan konsisten selama lebih dari 40 tahun walau partai yang memerintah berganti. Secara umum kebijakan-kebijakan pendidikan China dan Korea Selatan (dan Singapura) juga konsisten dan hasilnya terlihat sekarang.

Sumber : http://sbelen.wordpress.com/2011/08/08/mengapa-mutu-pendidikan-finlandia-terbaik-di-dunia/

Jun 30, 2014

Komite Sekolah Pilar Pendidikan


Zennis Helen
Dosen Fakultas Hukum Universitas Ekasakti dan Peneliti di Yayasan Bina Mulia (YABIM) Kabupaten Pasaman

Pada hari Selasa, 24 Juni 2014 halaman 9 harian Padang Ekspres menurunkan berita yang berjudul "Kiprah Komite Sekolah Disorot". Aroma persekongkolan antara sekolah dengan komite sekolah kembali terkuak ke permukaan. Pasalnya, pertengahan tahun ini bertepatan dengan momen penerimaan siswa baru di setiap tingkat satuan pendidikan. Persekongkolan itu pada akhirnya membebani wali murid untuk membayar iuran atau pungutan sekolah. Padahal, pemerintah sudah membiayainya.

Keberadaan komite sekolah selama ini tidak pernah diaktifkan fungsi dan perannya. Komite ini seharusnya menjadi jembatan penghubung dan komunikasi antara sekolah dengan pihak wali murid yang dilakukan secara kontinu. Namun, lagi-lagi komite sekolah hanya dibicarakan dan dicari ketika penerimaan wali murid, di luar itu pihak sekolah tidak mau tahu lagi dengan komite sekolah.

Diibaratkan sebuah negara, komite sekolah dapat dikatakan sebagai DPR atau lembaga legislatifnya. Komite sekolah bertugas untuk melakukan pertimbangan dan pengawasan terhadap mutu dan pelayanan sekolah. Sedangkan, pihak guru dan segala perangkat yang ada di dalamnya adalah lembaga eksekutif yakni yang diberi tugas untuk menjalankan kegiatan operasional sekolah sehari-hari. Hal ini sesuai dengan Pasal 56 Ayat 3 UU No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) yang berbunyi "Komite sekolah/madrasah sebagai lembaga mandiri, yang dibentuk dan berperan dalam peningkatan mutu pelayanan dengan memberikan pertimbangan, arahan dan dukungan tenaga, sarana dan prasarana, serta pengawasan pendidikan pada tingkat satuan pendidikan".

Filosofi dasar pembentukan komite sekolah ini sangat baik, karena akan ada peran serta masyarakat yang tergabung dalam bingkai komite sekolah guna bersama-sama dengan pihak guru memikirkan, berbuat untuk kemajuan dan perkembangan sekolah ke arah yang lebih baik. Kemudian, ditegaskan lagi dalam Pasal 1 angka 25 UU No 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas yang menyatakan bahwa "Komite sekolah/madrasah adalah lembaga mandiri yang beranggotakan orangtua/wali peserta didik, komunitas sekolah, serta tokoh masyarakat yang peduli pendidikan".

Yang perlu digarisbawahi adalah kata-kata "peduli pendidikan". Orang yang dipilih untuk duduk di komite sekolah bukanlah orang sembarangan. Seyogianya adalah orang memiliki kepedulian terhadap pendidikan. Orang yang mempunyai gagasan dan ide serta jaringan yang luas untuk memajukan dan mengembangkan pendidikan. Bukan pula orang yang mau mencari makan dan penghidupan dari bantuan dan sarana yang diterima oleh satuan pendidikan.

Di setiap tingkat satuan pendidikan banyak komite sekolah yang tidak mengetahui tugasnya selaku komite sekolah. Tidak terjadi proses pengawasan dan perimbangan antara sekolah dengan komite sekolah. Pihak sekolah cenderung tidak melibatkan komite sekolah dalam urusan kemajuan dan perkembangan sekolah. Begitu juga halnya, dengan persoalan dana yang diterima oleh sekolah, komite sekolah tidak pernah diberitahukan dan dijelaskan oleh pihak sekolah.

Komite sekolah hanya digunakan pada saat-saat ada masalah atau kemendesakan masalah sekolah. Misalnya, jika terjadi masalah antara guru dengan murid atau bertepatan dengan acara penerimaan murid baru maka komite sekolah diundang oleh pihak sekolah untuk membahas uang pungutan yang akan ditetapkan oleh sekolah dengan melibatkan persetujuan wali murid. Sering kali pungutan ini dilakukan tanpa ada aturannya dan sengaja dibuat-buat oleh pihak sekolah.

Praktik yang dilakukan oleh guru dengan komite sekolah dengan bersekongkol adalah cara-cara ilegal dalam dunia pendidikan dan tidak dapat dibenarkan. Dinas pendidikan setempat harus memanggil guru dan komite sekolah yang melakukan perbuatan tidak terpuji ini. Perbuatan ini jelas-jelas merusak dunia pendidikan kita. Jika cara-cara ini tidak dihentikan, maka sulit bagi kita menciptakan pendidikan yang bermartabat dan maju.

Sulit melahirkan calon-calon pemimpin terbaik di masa depan. Jika yang mengawasi dan yang diawasi sudah sama-sama buruk dan korup maka kepada siapa lagi kita akan meminta pengawasan. Komite sekolah harus mempunyai visi ke depan, dan memikirkan bagaimana sekolah dapat maju dan berkembang. Caranya bukan dengan metode konvensional itu, jika dana kurang maka diminta iuran kepada wali murid. Hal ini semua orang bisa melakukan. Anak SMA yang baru lulus ujian UN bisa menjadi komite sekolah jika caranya seperti ini.

Penulis berpandangan, komite sekolah harus lebih berdaya. Komite sekolah tidak boleh lagi menjadi subordinat sekolah karena posisi dan kedudukan antara komite sekolah dengan guru sama tinggi. Kedudukannya sama tetapi yang membedakan hanya fungsinya. Tugas menjadi komite sekolah sebenarnya adalah tugas sosial. Komite sekolah tidak memiliki gaji. Oleh karenanya pemerintah sudah menggarisbawahi bahwa orang yang ditunjuk menjadi komite sekolah adalah orang yang peduli terhadap pendidikan.

Ke depan, pemerintah harus memberdayakan komite sekolah ini karena perannya sangat menentukan terhadap kemajuan pendidikan. Selama ini keberadaan komite sekolah antara ada dan tiada. Padahal, komite sekolah mendapat pengakuan normatif dalam UU No 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas.

Belum pernah kita mendengar, para komite sekolah di setiap satuan pendidikan mendapatkan pelatihan dari dinas pendidikan bagaimana cara berperan serta dalam bidang pendidikan. Hal-hal apa yang harus dilakukan. Akibatnya, kurangnya pengetahuan komite sekolah dalam bidang pendidikan maka mengharapkan komite ini berperan serta dan berkontribusi dalam pendidikan atau menjadi pilar pendidikan akan semakin sulit dan menemui jalan buntu.

Artinya, kapasitas komite sekolah harus juga ditingkatkan. Jika tidak, praktik persekongkolan antara komite sekolah dengan guru setiap tahun adalah lagu lama yang terus berulang. Oleh karena itu, pemberdayaan terhadapnya adalah sebuah solusi. Semoga.

Sumber : http://www.padangekspres.co.id/artikel/4895/komite-sekolah-pilar-pendidikan.html

Jun 29, 2014

Revolusi Mental Korea Selatan : Investasi Pendidikan


Sekilas, investasi dalam dunia pendidikan merupakan langkah “buang-buang duit” saja. Tapi bagi Korea Selatan, hal itu sama pentingnya dengan investasi dalam dunia otomotif, teknologi informasi, dan sektor bisnis lain. Berdasarkan data yang dirilis Organization for Economic Cooperatiion an Development, untuk urusan perhatian pada dunia pendidikan, Korea Selatan terunggul di dunia, melibas Inggris, Amerika Serikat, dan Jepang. (Republika, 28 September 2003).

Sejak selesainya perang Korea, secara tradisional orang Korea Selatan menekankan pentingnya pendidikan sebagai jalan untuk memuaskan diri sendiri dan juga untuk menunjukkan kemajuan sosial, dan kemajuan negaranya. Bertolak dari itu pemerintah Korea Selatan merumuskan tujuan pendidikan, yang dalam kalimat singkat “membangun karakter masyrakat , kemampuan hidup mandiri, menuju kemakmuran bersama berdasarkan nilai-nilai kemanusiaan”. Pendidikan adalah poin yang sangat penting sebab kami menggantungkan harapan dan tanggung jawa pada pendidikan; kata presiden Korean Educational Development Institute (KEDI)

Dengan perkembangan pendapatan Negara diberbagai sektor prekonomian pemerintah Korea Selatan meningkatkan Anggaran pendidikan. Pemerintah Korea Selatan tidak pelit mengeluarkan dana untuk sektor pendidikan.

Semangat menjadi kata kunci yang membawa kebangkitan pendidikan Korea Selatan hingga siap bersaing dengan negara-negara lain di dunia. Prestasi di semua jenjang pendidikan terus melaju pada peringkat tinggi, ini terlihat dari persentase populasi pelulusan dari peringkat ke-17 ke posisi ke-3 di tahum 2004.

Dari prestasi yang diraih, pemerintah terus meningkatkan kualitas pendidikan melalui program-program pengembangan sumber daya yang berkualitas. Program “Brain Korea 21“ atau BK 21 merupakan program yang bertujuan meningkatkan derajat sumber daya manusia Korea Selatan memasuki persaingan dalam komunitas internasional abad ke-21. Dimulai sejak tahun 1999 dan direncanakan berlangsung selama tujuh tahun, hingga tahun 2005. Melalui program ini, pemerintah mengucurkan dana sebesar 1,4 triliun won (sekitar 11,2 Triliun Rupiah).

Sumber : http://pojoktani.blogspot.com/2008/12/artikel-pendidikan_382.html

Revolusi Mental Korea Selatan : Bangkit dari Perang dengan Pendidikan

Perayaan Wisuda di Korea Selatan


Sejarah kemajuan pendidikan di Korea Selatan ditandai dengan adanya perang Korea yang terjadi lima puluh (50) tahun yang lalu. Akibat terjadinya perang, Korea Selatan menjadi luluh lantak, khususnya di bidang pendidikan.

Selama perang, aktivitas belajar-mengajar dilakukan di tenda-tenda darurat dan di barak-barak sementara di wilayah-wilayah yang tidak diduduki oleh tentara komunis. Setelah perang, sistem pendidikan direhabilitasi dengan penuh semangat dengan bantuan Amerika dan PBB. Fasilitas fisik kembali dibangun dan kualitas program belajar-mengajar ditingkatkan dalam tempo singkat. Perencanaan program pendidikan dikontrol dengan hati-hati, dan dengan didukung oleh semangat yang tinggi, telah membawa pembangunan pendidikan maju dengan cepat baik kuantitas maupun kualitasnya.

Lee Chong-jae, presiden Korean Educational Development Institute (KEDI) menyatakan bahwa setelah perang Korea, masyarakat hampir tidak memiliki apapun terkecuali anak-anak usia sekolah dan semangat yang besar. "Setelah perang Korea, kami hampir tidak mempunyai apa-apa selain murid sekolah. Tidak ada ruang kelas, tidak ada buku paket, tidak ada guru, tetapi mempunyai anak-anak yang harus belajar."

Semangat tersebut menjadi kunci utama kebangkitan pendidikan di Korea Selatan sehingga dapat bersaing dengan negara lain. Dengan bermodalkan semangat, mereka memulai membangun infrastruktur pendidikan kemudian membenahi kualitasnya.

Bertolak pada hal diatas, pendidikan di Korea Selatan mengalami kemajuan, yaitu terdapat 19.258 sekolah negeri maupun swasta, 11.951.298 pelajar dimulai dari pendidikan dasar sampai pendidikan tinggi, 218 perguruan tinggi yang menampung sebanyak 2.357.881 mahasiswa.

Kunci kebangkitan pendidikan di Korea Selatan yang lainnya yaitu adanya slogan atau semboyan (Motto) hidup; "Ketika orang lain sedang tidur, kamu harus bangun. Ketika orang lain bangun, kamu harus berjalan. Ketika orang lain berjalan, kamu harus berlari dan ketika orang lain berlari, kamu harus terbang". Melalui slogan tersebut, Korea Selatan menginginkan dirinya selangkah lebih maju. Slogan tersebut diterapkan dalam setiap nafas kehidupan, dimana masyarakat bekerja setiap harinya selama enam belas jam. Mereka malu apabila pulang terlalu cepat, karena tidak mau dianggap sebagai manusia yang tidak berguna. Kegigihan inilah yang mengantarkan Korea Selatan menuju kebangkitan pendidikan dan mendapatkan pujian dari negara lain atas tingginya angka melek hurufnya.

Sumber : http://pojoktani.blogspot.com/2008/12/artikel-pendidikan_382.html